Content: / /

Cerita Sukses Si Guru Usaha "Banana Gemes" Beromzet Jutaan

Gaya Hidup

12 Agustus 2018
Cerita Sukses Si Guru Usaha

Silvi berpose ditempatnya usaha Banana Gemes.

 

Lumajang (lumajangsatu.com) - Apa yang biasanya dilakukan mahasiswa selepas lulus dari kuliah?.  Pada umumnya mereka akan mencari pekerjaan yang sesuai dengan ilmu yang mereka dapatkan di bangku kuliah.

Selain untuk mempraktikkan ilmu, mereka juga ingin sekaligus mengikuti jalur karier yang umum dilakukan banyak orang.  Hal berbeda justru dilakukan oleh Silvi Agustin(24).

Meraih gelar sarjana pendidikan dari STKIP Muhammadiyah Lumajang, selain menjadi guru Silvi justru memilih berbisnis. Yang unik, bisnis yang digelutinya adalah membuka warung banana gemes.

BACA JUGA : Mantapnya Olahan Pisang Lumajang Si Gemes Endues

Pilihan Silvi tentu banyak menimbulkan tanda tanya. Padahal sudah menjadi guru namun masih saja membuka usaha Banana Gemes.

Silvi bercerita banyak tentang asal muasal usaha Banana Gemes yang ia kelola itu. Menurutnya, ide muncul saat ia sedang sibuk menggarap skripsi. Banyaknya waktu luang yang ia miliki membuatnya melirik ide-ide lain untuk menambah aktivitas.

“Kebetulan dulu saya pernah bekerja dan disuruh membuat jajanan seperti itu, kenapa tidak di manfaatkan saja dari pada saya ngikut orang terus?” kisahnya.

Ia pun berniat menjual sesuatu yang bahannya dari pisang karena Lumajang adalah kota pisang.

Banana Gemes adalah masakan yang butuh proses pembuatan sedikit rumit dan panjang. Inilah yang mejadi entry point bisnis yang digeluti Silvi. Selain itu, ia menilai, masakan lumajangan selalu punya peminat.

Sebuah warung sederhana pun ia buka. Hanya bermodalkan total uang  1 juta, Silvi nekat membuka warung Banana Gemes. "Modal saya dapatkan dari pinjam ke orang tua, karena saat itu saya tidak punya tabungan sama sekali, maklumlah gaji guru tak seberapa, guru itu cuma menabdi bukan untuk bekerja" Kata Dia. Meski begitu, ia tetap serius menggarap total bisnis ini.

Beberapa minggu sebelum warung dibuka, ia membuat pamflet dan brosur dan secara rutin membagi-bagikannya ke masyarakat sekitar. Hasilnya, saat warung resmi dibuka, animo masyarakat pun sangat tinggi. Silvi hanya menyediakan lima kursi, sementara pengunjung yang datang melebihi kapasitas.

“Bahkan banyak yang bawa kursi sendiri atau makan di mobil,” kenangnya.

“Selama setahun ini jualan, setiap ada untung, saya gunakan untuk menambah modal, Alhamdulillah omset yang saya dapat kalok rame sekitar 1-2 juta perhari" Ujarnya. (Ind/red)

Facebook

Twitter

Redaksi