Content: / /

Arti Sebuah Optimisme

Opini

31 Januari 2020
Arti Sebuah Optimisme

Abdul Wadud Nafis pengasuh Ponpes Manarul Qur’an Kutorenon

Lumajang - Optimisme adalah modal dasar dalam mencapai kesuksesan,  sebaliknya putus asa adalah awal dari kegagalan. Orang yang belajar tidak akan berhasil mendapatkan ilmu yang banyak  tanpa ada optimisme menjadi orang yang pintar dan sukses,  orang yang ikut lomba tidak akan pernah menang dalam perlombaan tanpa ada rasa optimisme memenangkan perlombaan, orang yang sakit tidak akan pernah berobat tanpa optimisme akan sembuh,  seorang petani tidak akan sukses mempunyai tanaman yang baik tanpa rasa optimis bahwa pertaniannya akan sukses,  seorang pedagang tidak akan pernah sukses tanpa optimisme bahwa bisnissnya akan berhasil, seorang politisi tidak akan pernah menang dalam pemilihan tanpa ada optimisme bahwa partainya akan menang dan dirinya berhasil menjadi DPR.

Dengan demikian optimisme adalah modal yang sangat besar dalam mencapai cita-cita yang diinginkan, karena dengan optimisme akan bekerja keras dan berusaha bersungguh-sungguh dalam mencapai cita-cita yang diinginkan,  dan tidak pernah putus asa dan menyerah dalam berjuang menggapai cita-citanya,  sekalipun mendapatkan bermacam-macam tantangan dan rintangan. Akan tetapi apabila seseorang tidak mempunyai rasa optimisme maka tidak akan pernah berusaha untuk mencapai cita-citanya, sehingga  gagal dalam mencapai cita-cita yang diinginkan.

Dalam realitas kehidupan manusia terbagi tiga: Pertama, orang yang mempunyai optimisme yang sangat tinggi, yakin bahwa cita-citanya pasti tercapai dan sukses. Orang yang mempunyai optimisme yang tinggi akan berjuang dengan sungguh-sungguh demi mencapai kesuksesan yang diimpikan dan rela menghadapi  tantangan dan rintangan dengan hati yang teguh dan hati yang kokoh serta tidak pernah menyerah,  sekalipun tantangan dan rintangannya sangat berat. Orang yang mempunyai optimisme yang sangat besar dan tangguh menghadapi bermacam-macam tantangan dan rintangan akan menggapai cita-citanya dan akan mendapatkan kesuksesan besar.

Kedua, orang-orang yang merasa optimis mencapai cita-citanya apabila betul-betul yakin bahwa cita-citanya pasti sukses,  dan sarana dan prasarana tersedia dengan sempurna, akan tetapi ketika melihat peluangnya kecil, maka mulai ragu-ragu bahwa dia akan suksres,  sehingga  mudah menyerah ketika menghadapi tantangan dan rintangan, walaupun tantangannya kecil,   merasa sulit di dalam  mencapai cita-citanya dan  tidak yakin bahwa cita-citanya akan tercapai. Orang yang semacam ini sulit mendapatkan kesuksesan besar bahkan kadang-kadang kesuksesan kecil pun sulit didapatkan nya.

Ketiga,  kelompok manusia yang yang pesimis dalam menghadapi  kehidupan, sehingga tidak mempunyai cita-cita besar sama sekali,  karena tidak percaya dengan kemampuan dirinya dan tidak yakin dengan potensi diri,  sama sekali tidak punya cita-cita besar dan tidak pernah berjuang untuk mencapai kesuksesan.

Orang-orang pesimis selalu berpikir negatif,  merasa mustahil  mencapai kesuksesan, sehingga  tidak mau berusaha  mencapai cita-cita besar dan tidak mampu menghadapi kesulitan sekalipun kesulitan itu kecil serta tidak siap menghadapi tantangan, sekalipun  tantangan itu sangat rendah.

Peradaban manusia dibangun oleh orang-orang yang mempunyai optimisme yang sangat besar atau ulul azmi, misalnya para Nabi adalah orang-orang yang mempunyai optimisme yang sangat besar,  sehingga mampu merubah kehidupan dari kemusyrikan menuju ke tauhidan  dan dari kezaliman menuju keadilan.

Para pejuang kemerdekaan adalah tokoh-tokoh yang mempunyai optimisme  yang sangat besar,  bahwa kemerdekaan akan dicapai oleh mereka.  Dengan demikian mereka gigih memperjuangkan kemerdekaan,   dan mereka tidak takut dan tidak gentar melawan penjajah serta mereka tidak pernah surut untuk perjuangan kemerdekaan, walaupun menghadapi bermacam-macam tantangan dan rintangan.  bahkan nyawa menjadi taruhannya.

Dengan demikian kunci kesuksesan dalam mencapai kedudukan yang tinggi. kekayaan yang banyak. ilmu yang luas adalah optimisme yang besar dan menghindari segala bentuk pesimisme. 

Wallahu a'lam bish showab

Penulis : Abdul Wadud Nafis pengasuh Ponpes Manarul Qur’an Kutorenon

Facebook

Twitter

Redaksi