Kediri — Simpang Lima Gumul (SLG) yang beralamat di Jalan Ahmad Yani No. 98, Gurah, Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur 64181, menjadi salah satu ikon wisata paling dikenal di Kabupaten Kediri.
Monumen megah yang berdiri di tengah persimpangan lima arah ini kerap disamakan dengan Arc de Triomphe di Paris karena bentuk arsitekturnya yang monumental dan artistik.
Baca juga: Candi Tegowangi, Jejak Sejarah Majapahit di Timur Kediri
Simpang Lima Gumul tidak hanya berfungsi sebagai penanda wilayah, tetapi juga sebagai pusat aktivitas masyarakat. Di sekeliling monumen, terdapat area terbuka yang sering dimanfaatkan warga untuk bersantai, berolahraga, hingga berkumpul bersama keluarga.
Pada sore hingga malam hari, kawasan ini semakin ramai dengan suasana yang hidup dan lampu-lampu yang mempercantik tampilan monumen.
Untuk berkunjung ke kawasan Simpang Lima Gumul, wisatawan tidak dikenakan tiket masuk alias gratis.
Pengunjung hanya perlu membayar biaya parkir yang relatif terjangkau, sekitar Rp2.000–Rp3.000 untuk sepeda motor dan Rp5.000 untuk mobil, tergantung titik parkir yang digunakan di sekitar area SLG.
Baca juga: Gua Maria Lourdes Pohsarang, Wisata Religi Penuh Ketenangan di Kediri
Simpang Lima Gumul buka setiap hari selama 24 jam, sehingga wisatawan bebas datang kapan saja. Namun, waktu favorit pengunjung biasanya pada sore hingga malam hari, ketika cuaca lebih sejuk dan pencahayaan monumen membuat suasana semakin menarik untuk bersantai maupun berfoto.
Tujuan wisatawan datang ke Simpang Lima Gumul cukup beragam, mulai dari rekreasi ringan, bersantai, hingga menikmati suasana kota. Lokasi ini juga menjadi spot favorit untuk berfoto, olahraga pagi, serta berkumpul komunitas.
Selain itu, SLG sering dijadikan tempat singgah wisatawan luar daerah yang ingin mengenal ikon Kabupaten Kediri.
Baca juga: Taman Hijau SLG, Ruang Rekreasi Favorit Keluarga di Kabupaten Kediri
Dengan konsep ruang terbuka yang luas, ikon arsitektur yang megah, serta akses yang mudah, Simpang Lima Gumul menjadi simbol modernisasi dan kebanggaan masyarakat Kediri.
Keberadaannya tidak hanya mempercantik wajah kota, tetapi juga menghadirkan ruang publik yang ramah dan terbuka bagi semua kalangan.(yov/red)
"Artikel ini ditulis oleh Muhammad Yova Athobarani (Pelajar PPL SMKN 1 LUMAJANG)
Editor : Redaksi