Lumajang (lumajangsatu.com) - Peringatan hari jadi Lumajang (Harjalu) ke-760 tahun ditandai dengan festival jharan kencak terbesar di Indonesia. Sebanyak 170 kuda kencak melakukan apel besar dan atraksi di Alun-alun Lumajang untuk menghibur warga Lumajang.
"Ini adalah festival jharan kencak terbesar di Indonesi menapilkan 179 kuda kencak terbaik dan semuanya asli Lumajang," ujar A'ak Abdullal Al-Kudus koordinator paguyuban Jharan Kencak Lumajang, Sabtu (21/11/2015).
Pemerintah mulai memberikan perhatian kepada para seniman jharan kencak di Lumajang. Selama 2014 hingga 2015 ada peningkatan jumlah kuda kencak, sehingga pada festival tahuan 2015 tidak perlu mendatangkan jharan kencak dari kabupaten tetangga.
"kami berharap peemrintah terus meningkatkan perhatian kepada seniman kuda kencak, sehingga kesenian yang menggambarkan kebesaran Lumajang jaman dulu ini bisa tetep lestari," papar pria berambut gondrong itu.
Pemerintah juga diminta cepat mematenkan kesenian jharan kencak sebagai kesenian asli Lumajang. Sebab, sudah ada dua Kabupaten yang juga mulai melirik dan mengambil ancang-ancang untuk mematenkan jharan kencak sebgai kesenian asli daerahnya.
"Watu pecak rusak karena penambangan, kuda kencak asli Lumajang. Watu pecak di pasirian, kuda kencak harus segera dipatenkan," tutu A'ak menggunakan pantuan.
Sementara itu, Bupati Lumajang As'at Malik berjanji akan segera mematenkan jharan kencak sebagai kesenian asli Lumajang. "Bersama dengan dinas Pariwisata, kita akan segera urus untuk mematenkan jharan kencak sebagai kesenian asli Lumajang," paparnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi