Content: / /

Penguasa Bungkam Soal Jalan Rusak, Facebooker Lumajang Bergerak

Citizen Jurnalism

26 Desember 2013
Penguasa Bungkam Soal Jalan Rusak, Facebooker Lumajang Bergerak

facebook

Makin hari, makin kreatif saja Facebooker Lumajang dalam mengkritik kerusakan jalan antara Lumajang-Tempeh. Kekritisan para facebooker sebuah pola proses intelektual melalui aksi yang patut di dengarkan oleh pemerintah daerah.

Aksi design critism dimulai dengan mengungah gambar jalan rusak diberbagai titik. Kemudian gambar di kolase dan montase dengan dibubuhi seperti gambar orang memancing, krosser, menanam pohon pisang, hingga para pemangku kebijakan soal jalan.

Mungkin ini kekesalan para anak muda yang melihat ada pembangunan infrastruktur yang belum dilakukan oleh pemerintahannya. Tapi, mereka menyampaikan uneg-unegnya lewat facebook bentuk aspirasi yang kebingungan kemana harus mengadu. "Kami tak butuh janji, tapi kerja, kerja dan kerja, mereka yang digaji APBD dari rakyat," teriak salah satu Facebooker.

Ada sebuah gambar menampilkan, dimana aparat kepolisian yang seharusnya bisa menegakkan aturanb dijalan dengan menindaj truk yang mengangkut barang melebihi tonase. Malah memilih menanam padi disawah. Bahkan, anggotanya yang biasa menindak pelanggar lalu lintas, malah duduk dan menonton pimpinannya. ada apakah gerangan ? sebuah pertanyaan yang luar biasa.

Siti Kurnila : "Cocok karo jenenge labruk pertanian....pas wis setuju banget."

Abu Fatahillah : "TRek motocross terpanjang se indonesia pasirian-wonorejo"

D'ajeng Oche " pehhhhhh...xixixixi"

Nadia Moses "ea rek ngetrel t0k ...ati2 seng ate br0j0l engk0k ng jalur m0t0r cr0s"

Siti Kurnila "Cepetan pak polisi lek nandur pari banyune selak sat.
Klo bisa disediakn persewaan sepeda trilnya jug bro"

Eva Suprapti "lubang berjalan???"

Gerakan untuk mengajak pemerintah daerah Lumajangmemperbaiki jalan rusak melalui media sosial jelas sebuah kekritisan yang kontruktif. Kebijakan pemerintah untuk memperbaiki jalan atau melarang truk besar melintas, itu diharapkan juga. "Dulu Lumajang Pasirian Setengah Jam, sekarang satu jam setengah, Tambang Pasir kok malah bikin repot. Dulu Pak Masdar menolak ada pasir, sekarang malah parah," keluh seorang Facebooker.

Pemerintah daerah Lumajang harus sadar dan aktif, gerakan Facebooker sangat berbahaya bagi kota Pisang ini. Negara Mesir bergejolak gara-gara media sosial, negara Amerika, Eropa, Afrika juga dikarenakan gerakan media sosial. "Media sosial sudah menjadi bagian kampanye mengkritisi dan memberikan masukan pada Negera dan Daerah, jika pemerintah tidak peduli, keterpurukan sebuah rezim makin jelas, mana yang pro rakyat dan mana orang memperkaya diri," terang Solekan, aktivis Mahasiswa.

Kalau boleh memijam kata-kata lagu Iwan Fals, "Kalau Cinta Sudah Dibuang, Jangan Harap Keadilan Akan Datang". Pemerintah harus menjaga cinta rakyatnya, agar keadilan benar-benar dirasakan.

Iwan Fals berkata "Kesedihan Jadi Tontonan, Bagi Mereka Yang Diperbudak Jabatan". Makna lagunya, Kesedihan rakyat akan jalan rusak dirasakan dan hanya dibiarkan hancur dijadikan tonton. Para penjabat yang selalu diperbudak jabat dan takut jabatanya hilang malah dijadikan sebuah proyek pekerjaan atas nama rakyat, barang jualannya jalan rusak merugikan rakyat bahan aduan ke Pemprov, Pemerintah Pusat.

Facebooker mewakili masyarakat Lumajang yang pasif. Kini tinggal pemerintah daerah melakukan good wil, bagaimana jalan rusak di perbaiki dan regulasi transportasi angkutan diatur. Truk tronton, Fuso dan gandengan dilarang masuk kota. Semoga Gerakan Facebooker soal jalan rusak memberikan pencerahan di Hari Natal dan Tahun Baru 2014. Salam pergerakan Facebooker, Kita Masih Orang Lumajang.(red)

Facebook

Twitter

Redaksi