Lumajang (lumajangsatu.com) - Petani tembakau pernah berjaya di Kabupaten Lumajang dan menjadi salah satu penyokong ekonomi. Bahkan, logo Pemkab Lumajang ada daun tembakau, menandakan bahwa tembakau adalah salah satu prodak unggulan.
Namun, sekitar tahun 1999 tembakau mengalami keterpurukan dan banyak para petani tembakau berpindah haluan. Banyak lahan yang kemudian ditanami pepaya, jagung hingga masuk tanaman sengon yang jadi primadono para petani.
Baca juga: Satlantas Polres Lumajang Intensifkan Patroli Malam Cegah Balap Liar di Jalan Sukarno Hatta
Dwi Wahyono, Wakil Ketua Asosiasisi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Lumajang ingin mengembalikan kejayaan petani tembakau Lumajang. APTI mencoba mencari kemitraan dengan perusahaan agar harga tembakau bisa stabil, sehingga meminimalisir kerugian bagi para petani.
"Kita dorong kelompok petani tembakau memperluas areal tanamnya, kemudian kita jembatani ke perusahaan mitra," ujar Dwi Wahyono, kepala Lumajangsatu.com, Rabu (28/08/2019).
Hingga kini sudah ada 3 perusahaan yang siap dan sudah bermitra dengan petani tembakau di Lumajang. Unggulan tembakau Lumajang adalah kasturi krosok dan juga kasturi rajang. "PT Sadana yang membeli kasturi rajang milik petani Lumajang," jelas pria kelahiran 07 Oktober 1978 itu.
Baca juga: Kapolsek Lumajang Kota Resmi Berganti, Iptu Edy Kuswanto Gantikan Iptu Andrie Setyo Wibowo
Yang terdata di APTI untuk lahan kasturi krosok ada sekitar 600 hektar. Ada satu perusahaan yang tidak membuka luasan lahan kemitraannya kepada APTI Lumajang. "Ada sekitar 600 hektaran, ada satu perusahaan yang tidak membuka data kemitraannya, mungkin kebijakan perusahaan," jelasnya.
Sebenarya, tembakau adalah tanaman semusim yang sangat menguntungkan. Namun, memang membutuhkan petani yang rajin, karena sejak tanam hingga menjadi daun tembakau siap jual, perawatannya harus dilakukan terus menerus, beda dengan jagung atau padi apalagi dengan sengon.
Baca juga: Kapolsek Ranuyoso Sosialisasikan Hotline Polisi saat Patroli di Wisata Kolam Renang
Kesulitan untuk mengajak petani diluar tembakau beralih menanam tembakau karena modal mananam tembakau juga cukup besar. APTI terus mengajak anggota kelompok untuk membuat calon petani calon lahan (CPCL).
"Kita juga instruksikan petani agar aktif dengan pemerintah agar bisa menfasilitasi bantuan dari dana yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT)," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi