Lumajang - Dalam kehidupan sehari-hari sering dapatkan seseorang yang mendapatkan musibah silih berganti, yang satu hilang datang yang lain dan yang satu selesai datang yang lain, yang menjadi pertanyaan, mengapa musibah datang kepada seseorang bertubi-tubi dan silih berganti akan tetapi disisi lain ada seseorang yang kehidupannya itu tentram dan tenang?
Dunia adalah tempat berjuang untuk mendapat kebahagiaan yang hakiki. Yaitu mendapatkan Surga, maka karena itu manusia diuji oleh Allah subhanahu wa ta'ala sejauhmana ketaatannya kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan sejauh mana kesabarannya dalam menerima musibah dan cobaan dari Allah subhanahu wa ta'ala. Apabila dia sukses dengan sabar menerima cobaan dari Allah dan ridho terhadap keputusan Allah, maka akan mendapatkan pahala yang sangat besar dan mendapatkan pengampunan dari Allah, sehingga diselamatkan dari api Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga.
Baca juga: Masuk Hari Tenang Pilkada, Alat Peraga Kampanye di Lumajang Langsung Dibersihkan
Akan tetapi apabila gagal menjalani ujian dari Allah subhanahu wa ta'ala, yaitu hatinya berkeluh kesah ketika menerima musibah dan hatinya tidak ridha terhadap takdir Allah, bahkan putus asa atau melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan Allah, maka gagal menjalankan ujian dari Allah subhanahu wa ta'ala, dengan demikian rugi di dunia dan rugi di akhirat, di dunia hidupnya sengsara dan menderita di akhirat dimasukkan ke dalam api Neraka.
Ada seorang yang mendapatkan ujian dari Allah subhanahu wa ta'ala sangat besar dan berat serta banyak. Misalnya diuji dengan kesehatannya, ditimpa dengan penyakit yang berat seperti darah tinggi, kencing manis vertigo dan lain sebagainya sehingga dengan penyakit tersebut tidak bisa bekerja untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya dan tidak bisa mendidik anak-anaknya dengan baik.
Dengan musibah sakit datang musibah berikutnya, yaitu kemiskinan yang berkepanjangan, karena memerlukan biaya yang tinggi dan tidak bisa, musibah kemiskinan menimbulkan musibah berikutnya yaitu tidak mampu mendidik anak-anaknya dengan baik. Tidak mampu mendidik anak-anaknya dengan baik melahirkan musibah berikutnya yaitu anak yang tidak taat kepada orang tua dan tidak menjadi anak yang sholeh dan sholehah.
Dalam realitas kehidupan manusia beraneka ragam dalam menghadapi musibah yang datang dari Allah subhanahu wa ta'ala, ada yang menerimanya dengan sabar dan ada yang menerimanya dengan keluh kesah. Orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala menerima musibah dengan ikhlas dan ridho serta sabar menerima bermacam-macam kesulitan, sakit yang dideritanya tetap beribadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala, dan kemiskinan yang diterimanya tetap bisa menjaga diri dari meminta-minta kepada orang lain dan menghindari dari segala harta yang haram.
Baca juga: Denny Caknan Sukses Menghibur Pendukung Paslon 02 Indah-Yudha di Stadion Semeru Lumajang
Orang yang beriman sabar mau menerima musibah, yaitu ridho terhadap keputusan Allah pada dirinya dan menerima dengan tulus ikhlas terhadap takdir Allah serta tetap berpegang teguh kepada ketentuan-ketentuan Allah. Orang yang sabar akan mendapatkan balasan dari Allah subhanahu wa ta'ala. Berupa pengampunan dan mendapatkan pahala yang sangat besar dan di dunia mendapatkan derajat yang tinggi.
Di sisi lain, ada orang yang menerima musibah dan cobaan dari Allah dengan hati yang kesal, tidak ridha terhadap ketentuan Allah dan selalu berkeluh kesah, hatinya selalu merasa sedih, bahkan merasa putus asa dalam menghadapi problem kehidupan, yang lebih mengenaskan lagi, melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah subhanahuwata'ala, misalnya dengan kemiskinan yang menimpa pada dirinya lalu mencuri atau minta-minta pada orang lain. Karena musibah penyakit yang bertubi-tubi lalu bunuh diri, maka dia rugi di dunia dan di akhirat, di dunia hina dan di akhirat mendapatkan azab yang sangat penting.
Dengan demikian orang yang beriman ketika mendapatkan musibah yang bertubi-tubi tetap beribadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala, melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya serta berdoa kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Agar terhindar dari segala musibah baik yang menimpa pada dirinya, keluarganya maupun hartanya dan apabila ditimpa musibah aka diterima dengan ridha dan sabar serta berdoa kepada Allah subhanahu wa ta'ala, supaya diberikan kemampuan menerima ujian dari Allah subhanahu wa ta'ala dan ujian tersebut segera selesai.
Baca juga: Gus Rivqy DPR RI PKB Tekankan Pentingnya Jaga Keharmonisan Sosial Masyarakat Lumajang
Wallahu a'lam bish shawab
Penulis : Abdul Wadud Nafis pengasuh PP Manarul Qur'an Desa Kutorenon
Editor : Redaksi