Kedungjajang - Puluhan petani dari Kecamatan Tempeh wadul (mengeluh) kelangkaan pupuk ke DPRD Lumajang. Ditemui di rapat Paripurna, Komisi B DPRD Lumajang juga mengundang Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang.
Eko Adis Prayoga, Ketua Komisi B DPRD menyatakan kelangkaan pupuk karena suplai pupuk bersubsidi tidak sesuai dengan kebutuhan petani di Lumajang. Suplai pupuk subsidi berdasarakan Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan kelompok (E-RDKK) yang baru selesai 21 persen.
Baca juga: Pelaku Carok di Ranuyoso Lumajang Tertangkap
"Kita tadi bertemu dengan para petani yang mengeluh kelangkaan pupuk. Persoalannya ada para E-RDKK," ujar politisi PKB itu, Senin (10/02/2020).
Paiman, Plt Kepala Dinas Pertanian Lumajang menyebutkan dari 159 ribu petani Lumajang beru 56 ribu yang sudah masuk E-RDKK. Akibatnya, saat semua petani butuh pupuk maka terjadi kelangkaan pupuk dan terjadi di semua wilayah di Indonesia.
Baca juga: Viral Video Carok di Ranuyoso Lumajang Korban Meninggal Dunia
Bupati Lumajang sudah berkirim surat kepada Menteri Pertanian agar kebutuhan pupuk bisa terpenuhi karena petani sudah waktunya memupuk tanamanya. Pemerintah juga meminta agar E-RDKK bisa dibuka lebih lama, bukan 6 hari saja, agar entri E-RDKK bisa segera tuntas.
"Pak Bupati sudah bersurat kepada pak Menteri tentang kelangkaan pupuk di Lumajang," imbuhnya.
Baca juga: Pemerintah Terus Konsolidasikan Percepatan Pengentasan Kemiskinan dengan Berbagai Macam Program
Taufiq Hidayat, masyarakat petani dari Pandanarum Kecamatan Tempeh resah dengan kelangkaan pupuk tersebut. Semua petani menjerit karena saat tiba waktu memupuk tanaman, pupuk subsidi malah menghilang.
"Saya berharap pemerintah bisa beri perhatian pada kami para petani. Saya tanya pada semua petani semuanya mengalami kesulitan beli pupuk bersubsidi," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi