Pasrujambe - Tanah di lereng gunung Semeru sangat subur dan cocok untuk tumpangsari. Disamping jadi penghasil kopi berkulitas, petani di Dusun Plambang Desa Pasrujambe juga tumpang sari dengan kapulaga.
Harga kapulaga dalam beberapa bulan terakhir sangat mahal mencapai 275 ribu perkilogramnya. "Harga kering kapulaga tembus di angka 275 ribu, ini sangat cocok jadi tanaman tumpangsari dibawah kebun kopi," ujar Thoriqul Haq, Bupati Lumajang saat petik merah kopi Pasrujambe, Rabu (07/10/2020).
Baca juga: Komisi B DPRD Lumajang Minta Perbaikan Jalan Desa Sesuai Standar Nasional
Dengan melakukan sistem tumpangsari, maka hasil dari petani bisa berlipat. Kebun kopi juga bisa ditanami pisang, kapulaga dan juga tanaman buah lainnya seperti manggis. "Tentu hasilnya berlipat-lipat," imbuhnya.
Baca juga: Komisi B DPRD Lumajang Soroti Pembangunan Pasar Ikan dan Sistem Pemasaran
Sugiono, ketua kelompok tani Sekar Maju Plambang Desa Pasrujambe menyatakan ada beberpa tanaman tumpang sari yang menjadi tambahan penghasilan petani. Seperti pisang, kapulaga, manggis dan tanaman lainnya.
Baca juga: Jaga Lumajang Tetap Rukun, Komisi D DPRD Perkuat Sinergi dengan FKUB
"Kita sudah mengolah kopi dengan baik, semoga pasarnya juga bagus. Petani juga memanfaatkan lahan dibawah kopi dengan tanaman lain seperti kapulaga yang saat ini harganya mahal," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi