Senduro - Fenomena alam tahunan embun upas atau embun frozen yang juga dikenal dengan bunga es tidak berlangsung lama. Pasalnya, anomali cuaca hujan di musim kemarau sering turun di Desa Ranupani Kecamatan Senduro.
"Fenomena embun upas tahun ini tidak lama, kemarin hanya tiga hari saja," ujar Faizin, salah seorang warga Ranupani Kecamatan Senduro, Kamis (19/08/2021).
Baca juga: Bupati Lumajang Sambut Positif Usulan Tol Probolinggo–Lumajang
Saat embun upas muncul, suhu di Ranupani bisa sampai minus nol derajat. Bahkan, pernah sampai minus 8 derajat celsius, namun yang biasa minus 2 sampai 4 derajat celsius.
Baca juga: Satlantas Polres Lumajang Intensifkan Patroli Malam Cegah Balap Liar di Jalan Sukarno Hatta
"Kalau sudah nol derajat celsius serasa berada di dalam kulkas," jelasnya.
Embun upas biasanya muncul sebelum subuh dan menghilang saat matahari terbit. Fenomena itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Namun, karena pandemi dan juga sering hujan, tidak ada wisatawan yang datang untuk merasakan sensasi dinginnya embun upas.
Baca juga: Kapolsek Lumajang Kota Resmi Berganti, Iptu Edy Kuswanto Gantikan Iptu Andrie Setyo Wibowo
"Karena PPKM dan sering hujan, embun upasnya tidak ada dan wisatawannya dilarang," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi