Senduro - Fenomena alam tahunan embun upas atau embun frozen yang juga dikenal dengan bunga es tidak berlangsung lama. Pasalnya, anomali cuaca hujan di musim kemarau sering turun di Desa Ranupani Kecamatan Senduro.
"Fenomena embun upas tahun ini tidak lama, kemarin hanya tiga hari saja," ujar Faizin, salah seorang warga Ranupani Kecamatan Senduro, Kamis (19/08/2021).
Baca juga: Bawaslu Kabupaten Lumajang Gelar Sosialisasi Pengawasan Pemilu Serentak 2024
Saat embun upas muncul, suhu di Ranupani bisa sampai minus nol derajat. Bahkan, pernah sampai minus 8 derajat celsius, namun yang biasa minus 2 sampai 4 derajat celsius.
Baca juga: Polisi Juga Temukan 10 Kilogram Ganja Kering di Kawasan TNBTS Lumajang
"Kalau sudah nol derajat celsius serasa berada di dalam kulkas," jelasnya.
Embun upas biasanya muncul sebelum subuh dan menghilang saat matahari terbit. Fenomena itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Namun, karena pandemi dan juga sering hujan, tidak ada wisatawan yang datang untuk merasakan sensasi dinginnya embun upas.
Baca juga: PPID Lumajang Terima Tim Monev Komisi Informasi Jawa Timur
"Karena PPKM dan sering hujan, embun upasnya tidak ada dan wisatawannya dilarang," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi