Lumajang - Ribuan pohon kelapa di Desa Bulurejo Kecamatan Tempursari dierang ulat bulu. Akibatnya, pohon kelapa milik warga mengering dan terancam tidak berbuah karena buah kelapa mulai berjatuhan.
Muhammad Tohir, Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Lumajang menyatakan ulat-ulat tersebut disebut Artona catoxantha atau ulat bulu api. Disebut bulu api, karena kulit yang terkena bulu ulat artona akan gatal dan panas serasa terbakar.
Baca juga: Raperda APBD Lumajang TA 2025 Akan Segera Dibahas Pemerintah dan DPRD
"Nama hamanya Artona Catoxantha atau ulat bulu api," ujar Tohir kepada Lumajangsatu.com, Kamis (27/10/2022).
Pohon kelapa yang diserang Artona akan mengering dan akan bersemi kembali jika hamanya sudah hilang. Namun dampaknya pada produktifitas buah yang akan menurun drastis bahkan sama sekali tidak berbuah. "Setelah hamanya hilang, pohon kelapa akan bertunas lagi," terangnya.
Dikutip ditjenbun.pertanian, kejadian ini pernah menimpa perkebunan kelapa di Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Hama Artona catoxantha dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada tanaman kelapa.
Baca juga: Bibit Ikan Terus Ditebar Upaya Jaga Ekosistem dan Kesejahteraan Warga Lumajang
Telur Artona catoxantha berbentuk oval, bening, berwarna kuning, berukuran 0.6 x 0.5 mm, dan dapat ditemukan secara berkelompok sebanyak 3 – 13 butir pada permukaan bawah daun. Seekor betina dapat menghasilkan telur 40–60 butir. Telur menetas antara 3 – 5 hari.
Larva hampir sama dengan ulat siput (slug caterpillar), terdapat garis memanjang berwarna hitam pada bagian dorsal dan berwarna gelap pada bagian lateral. Kepala larva muda berwarna kuning dan larva tua berwarna kuning merah. Panjang badan larva tua 11 – 12 mm. Stadium larva 16-23 hari.
Pupa muda berwarna kekuning-kuningan, sedangkan pupa tua telah kelihatan bakal sayap dan mata yang berwarna hitam. Panjang pupa 12-14 mm dan lebar 6-7 mm. Lama stadium pupa 8-13 hari. Imago berwarna coklat kehitaman pada bagian dorsal dan kuning pada bagian ventral. Rentangan sayap 13-16 mm.
Baca juga: BKOR Sediakan Fasilitas Olahraga dan Kesehatan Murah Bagi Warga Lumajang
Imago mulai meletakkan telur setelah berumur sekitar 2 hari. Di dataran rendah, perkembangan dari telur sampai imago selama 31-35 hari atau rata-rata 35 hari, sehingga dalam satu tahun dapat menghasilkan sekitar 9 generasi.
Pada tingkat serangan berat, tanaman yang terserang tidak mati walaupun hampir seluruh daun menjadi kekuningan, kering dan gugur seperti bekas terbakar, bahkan yang tertinggal hanya lidinya.
Tetapi dua atau tiga bulan kemudian buah muda mulai gugur kemudian diikuti oleh buah yang lebih tua. Pada keadaan seperti ini, tanaman kelapa tidak berproduksi normal selama 1 – 1,5 tahun, dan apabila terjadi serangan pada musim kemarau, produksi kelapa hanya sekitar 3 – 10ri produksi normal.(Yd/red)
Editor : Redaksi