Lumajang - Kemiskinan bukan sekedar persoalan ekonomi, ia adalah tantangan multidimensional yang merasuk ke dalam setiap aspek kehidupan manusia—fisik, mental, sosial, dan spiritual. Dalam masyarakat modern, di mana kesenjangan sosial semakin nyata, kemiskinan menjadi salah satu masalah yang paling mendesak dan kompleks untuk dipecahkan. Namun, Islam, melalui Alquran dan Hadis, memberikan petunjuk dan solusi yang tidak hanya menyentuh aspek material, tetapi juga spiritual, psikologis, dan sosial.
Mengurai kemiskinan dengan perspektif ini bukan hanya untuk memahami penyebab dan akibatnya, tetapi juga untuk menemukan jalan keluar yang berakar pada nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Pendekatan yang holistik ini, dengan menggabungkan ekonomi, psikologi, dan motivasi, menawarkan pandangan yang lebih luas dan mendalam tentang bagaimana kita dapat bekerja bersama untuk mengentaskan kemiskinan, tidak hanya dari sisi material, tetapi juga dengan mengangkat martabat manusia menuju kesejahteraan yang hakiki.
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
Menguraikan kemiskinan dengan pendekatan Alquran, hadis, ekonomi, psikologi, dan motivasi memberikan pandangan yang komprehensif dan holistik. Berikut penjelasannya:
Pengertian Kemiskinan
Al-quran dan Hadis:
Dalam Alquran, kemiskinan sering disebut sebagai sesuatu yang perlu diperangi, misalnya dalam Surah Al-Baqarah ayat 177, yang menyebutkan pentingnya membantu orang miskin. Hadis juga menganjurkan umat Islam untuk peduli terhadap fakir miskin, seperti hadis dari Bukhari yang menyebutkan bahwa "orang yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan membantu kebutuhannya."
Ekonomi:
Secara ekonomi, kemiskinan didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Hal ini mencakup kemiskinan absolut (kondisi hidup di bawah standar minimum) dan kemiskinan relatif (dibandingkan dengan standar hidup masyarakat sekitarnya).
Psikologi dan Motivasi:
Dalam psikologi, kemiskinan mempengaruhi mental dan emosional individu, sering menyebabkan stres, kecemasan, dan rendahnya motivasi. Orang yang berada dalam kemiskinan sering mengalami keterbatasan dalam melihat peluang untuk perbaikan hidup.
Bahaya Kemiskinan
Al-quran dan Hadis:
Kemiskinan dapat menjerumuskan manusia ke dalam kekufuran. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, "Kemiskinan bisa mendekatkan seseorang kepada kekufuran" (HR. Al-Baihaqi). Ini menunjukkan betapa berbahayanya kemiskinan bagi iman seseorang.
Ekonomi:
Kemiskinan memperburuk kesehatan masyarakat, menghambat pendidikan, dan mengurangi produktivitas ekonomi. Hal ini juga menyebabkan ketidakstabilan sosial dan ekonomi yang lebih luas.
Psikologi dan Motivasi:
Bahaya psikologis dari kemiskinan termasuk rasa tidak berharga, kehilangan harapan, dan depresi. Motivasi untuk berubah seringkali terhambat oleh perasaan tidak berdaya yang melumpuhkan.
Baca juga: Badan POM Jember Evaluasi Program Keamanan Pangan di Kabupaten Lumajang
Penyebab Kemiskinan
Al-quran dan Hadis
Penyebab kemiskinan, seperti malas atau menunggu bantuan tanpa usaha, bertentangan dengan ajaran Islam. Alquran menyebutkan pentingnya bekerja dan tidak bermalas-malasan (Surah Al-Jumu'ah: 10). Rasulullah SAW juga menganjurkan umatnya untuk bekerja keras dan berusaha mencari nafkah yang halal.
Ekonomi:
Penyebab kemiskinan meliputi pengangguran, kesenjangan pendapatan, korupsi, dan kebijakan ekonomi yang tidak memadai. Ini adalah masalah struktural yang membutuhkan intervensi kebijakan yang tepat.
Psikologi dan Motivasi:
Kemiskinan dapat diperburuk oleh faktor psikologis seperti ketidakmampuan untuk merencanakan masa depan, kebiasaan konsumsi yang tidak sehat, dan kurangnya kepercayaan diri. Motivasi yang rendah seringkali membuat individu merasa terjebak dalam lingkaran kemiskinan.
Strategi Mengentaskan Kemiskinan
Baca juga: Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Krecek Bung Kuliner Asli Lumajang Bertekstur Daging Empuk
Alquran dan Hadis
Al-quran menganjurkan pemberian zakat sebagai salah satu solusi mengurangi kemiskinan (Surah At-Taubah: 60). Hadis juga mengajarkan pentingnya sedekah dan membantu sesama. Rasulullah SAW bersabda, "Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah" (HR. Bukhari), yang berarti lebih baik memberi daripada menerima.
Ekonomi:
Strategi ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan termasuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendidikan, memberikan akses kepada kredit mikro, dan menjalankan program redistribusi pendapatan.
Psikologi dan Motivasi:
Mengentaskan kemiskinan juga memerlukan pendekatan psikologis, seperti pemberdayaan individu, peningkatan motivasi melalui pendidikan dan pelatihan, serta dukungan sosial. Membangun mentalitas positif dan percaya diri adalah kunci untuk membantu orang keluar dari kemiskinan.
Dengan mengintegrasikan pandangan Alquran, hadis, ekonomi, psikologi, dan motivasi, kita dapat merancang pendekatan yang lebih holistik dan efektif dalam mengatasi masalah kemiskinan.(Red)
Oleh: Abdul Wadud Nafis, Pengasuh Ponpes Manarul Qur’an Desa Kutorenon Kecamatan Sukodono Kabupaten Lumajang
Editor : Redaksi