Yogyakarta – Di tengah hiruk-pikuk kawasan Malioboro yang ramai wisatawan, berdiri megah sebuah bangunan bersejarah yang menyimpan kisah panjang perjuangan bangsa.
Museum Benteng Vredeburg, yang beralamat di Jl. Margo Mulyo No.6, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, menjadi salah satu destinasi wisata edukatif yang wajib dikunjungi saat berada di Kota Gudeg.
Baca juga: Teras Malioboro 2, Ruang Belanja dan Rekreasi Baru yang Tetap Menjaga Nuansa Kota Yogyakarta
Bangunan benteng peninggalan Belanda ini dulunya merupakan markas pertahanan kolonial yang dibangun pada abad ke-18.
Kini, Vredeburg bertransformasi menjadi museum sejarah nasional yang menampilkan diorama-diorama perjuangan bangsa Indonesia, khususnya peristiwa penting di Yogyakarta.
Di dalamnya, pengunjung dapat menjelajahi ruang-ruang pamer yang menampilkan peristiwa bersejarah seperti Perang Diponegoro, Proklamasi Kemerdekaan, hingga Agresi Militer Belanda.
Selain koleksi sejarah yang menarik, suasana di sekitar museum terasa asri dan tenang. Bangunan kolonial dengan dinding tebal dan halaman luas memberikan nuansa klasik yang memanjakan mata.
Baca juga: The Lost World Castle Sleman Yogyakarta, Wisata Unik Berlatar Merapi yang Memikat Pengunjung
Tak jarang, wisatawan menjadikan spot ini sebagai tempat favorit untuk berfoto, terutama di area gerbang utama yang ikonik.
Untuk menikmati wisata sejarah ini, pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar Rp25.000 untuk dewasa dan Rp15.000 untuk anak-anak. Area parkir tersedia di sekitar museum dengan tarif sekitar Rp3.000 untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil.
Adapun jam operasional Museum Benteng Vredeburg adalah setiap hari Selasa hingga Minggu, pukul 08.00 – 16.00 WIB, dan tutup setiap hari Senin serta hari libur nasional tertentu.
Baca juga: Taman Budaya Yogyakarta, Ruang Seni yang Selalu Hidup di Tengah Kota
Kehadiran Museum Benteng Vredeburg bukan sekadar tempat wisata, tetapi juga ruang refleksi sejarah bagi generasi muda untuk mengenang perjuangan para pahlawan.
Di tempat inilah masa lalu dan masa kini berpadu, mengingatkan kita bahwa kemerdekaan yang dinikmati hari ini lahir dari semangat perjuangan yang tak pernah padam.(yov/red)
"Artikel ini ditulis oleh Muhammad Yova Athobarani (Pelajar PPL SMKN 1 LUMAJANG)
Editor : Redaksi