Lumajang- Belum terealisasinya secara penuh program SA'AT selama lima tahun memimpin Lumajang, menjadi motifasi bagi Pasangan Incumbet Untuk menju kembali menjadi Cabup/cawabup 2013-2018. Seperti program satu desa satu ambulan yang beru terelisasi 58 saja.
Disamping melanjukan Program SA'AT, pasangan ini juga berkometmen dalam memajukan dunia pendidikan, yakni dngan memperhatikan bantuan guru non NIP dan Bantuan Honor Pesuruh di lembaga pendidikan. Hal ini dalam terwujudnya masyarakat Lumajang yang sejahtera dan bermartabat.
Sjahrazad Masdar mengatakan, membangun dunia pendidikan yang tangguh dan berkarakter, sangat perlu memperhatikan honor guru Non NIP. Pasalnya, banyak sekolah negeri yang terbantukan dengan adanya guru Non NIP atau dikenal sukwan.
"Ini masukan dan kritikan yang akan kami tindak lanjuti," ungkap cabup Incumbent itu, Jum'at (17/05/20130.
Dalam meningkatkan pelayanan didunia pendidikan dan tidak terpusat di kota Lumajang, di satu kecamatan ada satu sekolah unggulan. Sehingga, tidak ada lagi, anak desa sekolah ke kota, melainkan cukup ditempat tinggalnya.
"Ini sudah diprogram, tinggal dijalankan," terang Masdar
Bantuan honor guru non NIP mulai tingkat PAUD, SD, SMP dari Rp. 100 ribu akan dinaikan menjadi Rp. 300 ribu. Hal yang sama dengan Honor pesuruh menjadi Rp. 200 ribu.
"Bantuan honor bagi para guru dan pesuruh sebagai pengabdian pada masyarakat dibidang pendidikan," jelasnya.
Selain itu, SA'AT akan mendirikan penguruan tinggi Negeri dalam memajukan dunia pendidikan. Sedangkan program atau jurusan yang akan disesuaikan potensi lokal.
"Lumajang saatnya memiliki kampus negeri, agar anak Lumajang tidak kuliah ke luar kota," pungkasnya.(Yd/red)
Disamping melanjukan Program SA'AT, pasangan ini juga berkometmen dalam memajukan dunia pendidikan, yakni dngan memperhatikan bantuan guru non NIP dan Bantuan Honor Pesuruh di lembaga pendidikan. Hal ini dalam terwujudnya masyarakat Lumajang yang sejahtera dan bermartabat.
Sjahrazad Masdar mengatakan, membangun dunia pendidikan yang tangguh dan berkarakter, sangat perlu memperhatikan honor guru Non NIP. Pasalnya, banyak sekolah negeri yang terbantukan dengan adanya guru Non NIP atau dikenal sukwan.
"Ini masukan dan kritikan yang akan kami tindak lanjuti," ungkap cabup Incumbent itu, Jum'at (17/05/20130.
Dalam meningkatkan pelayanan didunia pendidikan dan tidak terpusat di kota Lumajang, di satu kecamatan ada satu sekolah unggulan. Sehingga, tidak ada lagi, anak desa sekolah ke kota, melainkan cukup ditempat tinggalnya.
"Ini sudah diprogram, tinggal dijalankan," terang Masdar
Bantuan honor guru non NIP mulai tingkat PAUD, SD, SMP dari Rp. 100 ribu akan dinaikan menjadi Rp. 300 ribu. Hal yang sama dengan Honor pesuruh menjadi Rp. 200 ribu.
"Bantuan honor bagi para guru dan pesuruh sebagai pengabdian pada masyarakat dibidang pendidikan," jelasnya.
Selain itu, SA'AT akan mendirikan penguruan tinggi Negeri dalam memajukan dunia pendidikan. Sedangkan program atau jurusan yang akan disesuaikan potensi lokal.
"Lumajang saatnya memiliki kampus negeri, agar anak Lumajang tidak kuliah ke luar kota," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi