Lumajang(lumajangsatu.com)- Mendaki gunung memang kerap menjadi salah satu trend muda-mudi era revolusi mental saat ini, namun sedikit berbeda dengan para pendaki di Gunung Lemongan, Ratusan pelajar dari sejumlah sekolah di Lumajang mengikuti camping ground dilereng Gunung Lemongan sembari menanam pohon.
"Selain karena acara kenduri pohon itu disini kami juga menanam pohon mas, karena gunung lemongan ini merupakan salah satu gunung yang pernah gundul karena penebangan masal beberapa tahun lalu," ungkap Ajeng, salah satu pelajar Asal SMA Negeri 01 Lumajang saat mengikuti acara kenduri pohon, Senin (21/11/2016).
Baca juga: PT KAI dan Dishub Lumajang Tutup Perlintasan Kereta Api Liar
Hal senada juga diungkapkan oleh seorang pelajar asal SMK Negeri 01 Lumajang, Andika Maulana Malik, yang membuatnya tertarik bermalam di Gunung Lemongan selain pemandangan gurun yang luas, di Gunung ini juga terdapat sejumlah danau yang sangat tergantung pada Gunung Lemongan tersebut.
"Jujur saja saya merasa puas mas, selain bisa menikmati pemandangan alam kita juga bisa menanam pohon kehidupan, harapanku semoga hutannya kita kembali lebat seperti yang dahulu kala," ungkapnya.
Baca juga: 26 Ribu Warga Telah Berkunjung dan Manfaatkan Pelayanan di Mal Pelayanan Publik Lumajang
Sementara itu, Komunitas peduli lingkungan yang menamai sebagai "Laskar Hijau" menjelaskan jika pada musim penghujan kali akan menanam pohon sebanyak-banyaknya.
"Pada acara kenduri pohon kali ini kita ada 15 ribu bibit pohon yang akan kita tanam bersama, dan kita perkirakan dalam sepekan ini seluruh bibit akan tertanam semuanya," ujar Aak Abdullah Al-Kudus, Ketua Laskar Hijau.
Baca juga: Diskominfo Ajak Warga Selektif Terima Informasi Jelang Pilkada Lumajang 2024
Masih katanya Gus Aak, selain peserta kenduri pohon yang ngecamp di lereng Gunung Lemongan, pada para pendaki gunung yang mendaki Gunung Lemongan ini juga diharapkan menyempatkan untuk menanam pohon.
"Jangan bilang anda pendaki sejati, jika mendaki gunung tanpa menanam pohon, tanamlah pohon kehidupan untuk alam kita, pungkasnya. (Mad/red).
Editor : Redaksi