Lumajang (lumajangsatu.com) – Dalam rangka melestarikan benda peninggalan dari para leluhur, Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) Lumajang menggandeng komunitas Kawruh Jawa Lumajang (KJL) mengadakan kegiatan pembelajaran terkait benda pusaka di Paguyuban Pusaka Semeru Lumajang (PPSL), Tempeh. Kegiatan ini diikuti oleh 20 anggota GSNI maupun KJL.
"Kami menggandeng KJL dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran terkait benda pusaka, khususnya keris di PPSL yang diikuti oleh 20 anggota, baik anggota GSNI maupun KJL”, papar M. Agil Zawawi, Ketua Umum GSNI Lumajang
Baca juga: Dam Boreng Hampir Rampung, Air Akan Aliri Ratusan Hektar Persawahan di Lumajang
Kegiatan ini berlangsung cukup lama, sekitar 3 jam dengan pematerinya Istianah, S.H selaku Ketua Paguyuban Pusaka Semeru Lumajang (PPSL) dan Karyawanto selaku Devisi Ilmu perkerisan. Istianah menyampaikan perihal tentang profil dan perjalanan PPSL hingga sampai ke DPR-RI bersama para anggota PPSL lainnya, sedangkan Karyawanto menyampaikan tentang ilmu-ilmu perkerisan, seperti jenis keris, asal muasal keris, fungsi keris, perbedaan keris dari jaman ke jaman, dan lain-lain.
“Kegiatan ini terdapat 2 sesi, sesi pertama diisi dengan profil dan bagaimana berdirinya PPSL oleh Ibu Istianah, kemudian dilanjutkan sesi kedua diisi tentang ilmu-ilmu perkerisan oleh Karyawanto”, ujar Ananda Salsabila Kenyo, Komisariat SMK Negeri 1 Lumajang
Ketua PPSL ini sudah lama memiliki bercita-cita dan berkomitmen bersama anggota PPSL lainnya untuk mendirikan paguyuban guna melestarikan warisan leluhur. Beliau juga berharap agar generasi muda mau melestarikan warisan perjuangan leluhur ini, karena hal ini merupakan tonggak bagi mereka untuk meneruskan dan melestarikan warisan leluhur ini.
Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total
“Wah !! ini sangat luar biasa, dengan datangnya adik-adik kemari merupakan tonggak untuk meneruskan perjuangan leluhur, sehingga saya harapkan nantinya adik-adik ini dapat lebih luas untuk mempromosikan, sosialisasi terkait perkerisan dengan cara dikemas secara menarik”, Istianah, S.H, Ketua Paguyuban Pusaka Semeru Lumajang (PPSL)
Ternyata kegiatan ini tidak hanya disambut baik positif oleh anggota GSNI dan KJL, namun kegiatan ini juga disambut baik oleh Yuyun Choirotul Anis, S.Pd selaku Guru sejarah SMA 1 PGRI Lumajang yang turut hadir dalam kegiatan tersebut. Dengan adanya kegiatan tersebut mereka mendapatkan ilmu baru tentang dunia perkerisan. Menurut mereka keris tidak seburuk yang mereka kira, ternyata keris dapat digunakan dalam hal positif tidak akan menjadikan seseorang menjadi musyrik.
Baca juga: Maling Motor Asal Lumajang Beraksi 15 Lokasi di Kabupaten Jember
“Ternyata keris tidak seburuk yang saya kira mas. Selama ini keris selalu dianggap musyrik, benda ghaib, mistik, padahal hanya orang-orang yang tidak padahall ilmu perkerisan saja yang bilang begitu. Banyak ilmu yang dapat kita serap terkait ilmu perkerisan tadi, saya merasa sangat senang dan tertarik untuk terjun ke dunia perkerisan”, tutur Deo Darmawansyah, Komisariat SMK Negeri 2 Lumajang(Red)
Jurnalis Pelajar : M. DANDY KRIS INDRAWAN (Ketua DPC GSNI Lumajang Bidang Sosial)
Editor : Redaksi