Musisi Lokal

Dari Pesantren Lagu "Lumajang Khutoku Tersayang "Tercipta

lumajangsatu.com
D'Syareef Band sebuah grup musik yang lahir dan terbentuk dari Ponpes Asy-Syarifiy

Tempeh  (lumajangsatu.com) - Achmad Zadul Ma’ad Syarif lahir di Lumajang 05 Juli 1991. Anak dari KH Fawahim ‘Adzra’i Syarif dan Ny.Hj Zamrotul Hasanah Pengasuh Pondok pesantren Asy-Syarifiy Pandanwangi - Tempeh-Lumajang.

Dia merupakan pengarang lagu Lumajang Khutoku Tersayang. Lagu itu terinspirasi sejak tahun 2015 saat perjalanan ke Probolinggo bersama keluarganya, di dalam perjalanan dia membahas tentang Kota Lumajang kaya akan sumber daya alamnya.

Baca juga: Diskominfo Ajak Warga Selektif Terima Informasi Jelang Pilkada Lumajang 2024

"Dulu kota Lumajang dikenal dengan kota yang aman, tidak seperti sekarang ini. Dari situlah saya mempunyai inisiatif untuk membuat lagu tersebut. Memang saya tidak ada darah seni melainkan saya dari keluarga pesantren". Ujar Zadittaqwa Pangeran Bersarung nama Akun Fbnya.

Baca juga: DPRD Lumajang Siap Support Peningkatan Kapasitas dan Profesionalitas Wartawan

Disamping itu pesantrennya mempunyai Band bukan Albanjari, dikarenakan ingin mempunyai trobosan baru supaya santri tidak dipandang kolot. Recording perdana D'syareef band di Malang vokalis Nanda Ichwan Nur Mubarak saat itu dia kelas XI SMK dan sekarang sudah lulus .

"Kami shooting video clip dengan dana sendiri, meskipun kala itu Bupatinya Pak. As'at yang notabene masih saudara saya. Kami pagi-pagi harus ke B29 dan menyusuri wisata-wisata yang telah disebutkan,  berbekal dengan sepeda motor dan alatnya pun ala kadarnya,  pokoknya bismilla-lah tahun 2015 itu dan akhirnya dalam 1 bulan video itu jadi". Ujar dia.

Baca juga: Penataan Kawasan Pura Mandhara Giri Semeru Agung Bisa Tingkatkan Ekonomi Warga Sekitar

Tahun 2016 ketemu Cak Thoriq di Pondok Pesantren Manalul Quran  dan mendapat apresiasi Bagus. "Semoga beliau tidak lupa yah, mau diajak nyanyi bareng-bareng dengan membuat video klip yang bagus lagi,"  ujar pria 27 tahun itu.

Kesibukan dia setiap harinya mengabdi di pondok pesantren mulai dari pagi hingga malam mengajar. Harapan untuk kedepan mudah-mudahan Pemerintah Lumajang memprioritaskan dan mengapresiasi putra-putri daerah yang berbakat,  terutama pesantren supaya tidak dipandang sebelah mata bahwa pesantren itu bisa. (ind/ls/red)

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru