Tawuran Warga Tiga Desa Terjadi di Sumenep

Penulis : lumajangsatu.com -
Tawuran Warga Tiga Desa Terjadi di Sumenep

Ratusan warga tiga desa di Sumenep, Madura, terlibat aksi perang batu. Tawuran itu dipicu adanya seorang pemuda yang dituduh memukul saat acara konser dangdutan dan ricuh gara-gara senggolan.

Tiga warga desa dari Desa Moncek Timur, Moncek Tengah dan Lenteng Timur ini membawa batu dan pentungan, Rabu (4/4/2012) siang. Melihat puluhan massa yang datang dengan senjata, warga Desa Lenteng Timur kemudian terpancing emosinya.

Mereka berkumpul kemudian mengusir warga desa lain yang datang ke desanya. Aksi perang batu dan pentungan pun tak terhindarkan, karena kalah banyak warga yang datang kemudian mundur.

Namun tadi siang aksi diduga karena kesalahpahaman ini kembali terulang. Kali ini giliran massa dari Desa Lenteng Timur berkumpul dan mencari warga Desa Moncek yang semalam menyerang desanya.

Aksi kejar-kejaran pun tak terhindarkan. Warga Desa Lenteng Timur mengejar warga Moncek ke arah selatan.

"Sudah lari semua, mereka takut melihat kita," kata Ahmad, salah satu warga yang membawa pentungan.

Aksi tawuran mereda setelah satu pleton polisi dari Polres Sumenep yang dipimpin Kapolres AKBP Dirin, tiba di lokasi. Puluhan polisi yang datang kemudian membubarkan gerombolan warga di tengah jalan.

"Warga Desa Lenteng Timur tersinggung karena tadi malam di serang warga Moncek Timur," kata tokoh masyarakat Lenteng Timur, Ahmad Subaidi.

Beberapa tokoh masyarakat dari 3 desa beserta kepala desa masing-masing erkumpul bernegosiasi dengan kapolres Sumenep. Para tokoh masyarakat meminta polisi mendamaikan mereka kembali seperti semula.

"Desa kami memang bertetangga, antara desa moncek timur, moncek tengah dan desa lenteng timur," terang Ahmad Subaidi.

Sementara sejumlah petugas kepolisian masih berjaga di lokasi karena khawatir masih ada warga yang tidak terima dan melanjutkan aksi mereka tanpa sepengetahuan aparat desa dan tokoh masyarakat setempat.

"Saya siagakan personel kami untuk meredam aksi lanjutan massa," jelas Kapolres Sumenep AKBP Dirin.

Editor : Redaksi

Tag
Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasienĀ  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).

Dibuat Dari Bambu Muda

Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Krecek Bung Kuliner Asli Lumajang Bertekstur Daging Empuk

Lumajang - Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menorehkan kebanggaan di kancah nasional. Salah satu kuliner tradisional khasnya, Krecek Rebung, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia pada 16 November 2024. Pengakuan ini menjadi bukti keunikan dan kekayaan budaya lokal Lumajang yang terus dilestarikan.

Hikmah Kehidupan

Urgensi Tasawuf Dalam Menghadapi Krisis Spiritual di Era Modern

Lumajang - Di tengah gemerlapnya dunia yang serba digital dan material, manusia semakin terjerat dalam pusaran kehidupan yang cepat dan penuh tekanan. Keberhasilan diukur dengan angka, kebahagiaan dinilai dengan kepemilikan, dan kedamaian seolah menjadi barang langka yang hanya bisa diraih oleh segelintir orang. Namun, meskipun segala kemajuan teknologi dan inovasi telah memberikan kenyamanan fisik, banyak yang merasakan kekosongan jiwa yang mendalam, kehilangan arah, dan semakin jauh dari makna hidup yang sejati. Krisis spiritual ini bukan hanya sekedar fenomena individu, tetapi sebuah bencana sosial yang mengancam dasar-dasar kemanusiaan kita.