Hikmah Hidup

Strategi Membentuk Hati Rabbani

Penulis : lumajangsatu.com -
Strategi Membentuk Hati Rabbani
Penulis : KH. DR. Abdul Wadud Nafis, Pengasuh Ponpes Manarul Qur'an Kutorenon-Lumajang

Lumajang - Hati mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan manusia, baik terhdp perkataan maupun perbuatan, maka karena itu diperlukan membentuk hati hati yang baik, yaitu hati yang dapat membentuk seseorang imenjadi orang yang dicintai oleh Allah dan dicintai oleh manusia dan sukses di dunia.

Dalam realitas kehidupan hati terbagi tiga, yaitu pertama, hati hewani, yaitu hati seperti binatang, misalnya seperti ular yang suka menggigit, seperti harimau yang suka memangsa, seperti merpati yang mengejar lawan jenis. Kedua, hati syaitoni, yaitu hati seperti setan, yang ciri-cirinya sombong dan iri. Ketiga, hati Rabbani yaitu hati yang mendapatkan pancaran sifat-sifat ketuhanan dalam konteks kemanusiaan, di mana sifat-sifat Allah yang 99 tercermin dalam tindakan kehidupan sehari-hari, baik berupa perkataan maupun perbuatan, misalnya sifat ar-rahman, Maha pengasih.

Orang yang berhati rabbani dalam kehidupan sehari-hari mengasihi orang lain dan mencintai orang lain, terutama kepada sesama muslim, misalnya Al Ghafur, Maha Pengampun, orang yang berhati Rabbani memaafkan orang lain yang melakukan kesalahan pada dirinya, bahkan membalasnya dengan doa yang baik.

Yang menjadi pertanyaan bagaimana cara membentuk hati rabbani, yaitu hati yang mendapatkan pancaran sifat-sifat ketuhanan dalam konteks kemanusiaan? jawabannya:

Pertama, beriman dan bertakwa kepada Allah. Orang yang mempunyai hati rabbani beriman kepada Allah, bahwa Allah itu ada dan Allah itu Maha Esa serta Allah Maha Tahu terhadap apa yang dikerjakannya dan Allah akan membalas semua amal perbuatannya, dengan iman yang mantap dalam hatinya maka terdorong untuk tunduk dan patuh kepada Allah subhanahu wa ta'ala, baik dalam keadaan sendirian maupun bersama-sama. Dengan iman ini tunduk terhadap ketentuan-ketentuan Allah subhanahu wa ta'ala, yang ada dalam Alquran dan hadis nabi, baik hadis berupa perkataan, perbuatan maupun pengakuan terhadap amal perbuatan sahabat.

Iman yang tertanam dalam hatinya dengan benar dan baik akan timbul rasa cinta kepada kepada Allah dan rasulnya melebihi mencintai pada dirinya sendiri, mencintai kepada sesama muslimnya seperti mencintai dalam diri sendiri dan dalam hatinya tertanam rasa kasih sayang kepada semua makhluk. Semua anggota badannya melakukan hal-hal yang baik dan benar sesuai ketentuan-ketentuan yang ada dalam Alquran dan hadis nabi.

Kedua, membaca Alquran dengan disertai mengangan-angan isinya. Orang yang ingin mempunyai hati Rabbani hendaknya membaca Alquran dengan baik dan benar serta di merenungi maknanya, sehingga dia terdorong untuk mengamalkan isi Alquran dengan baik berkenaan dengan tauhid, syariah dan akhlak, baik dalam konteks pribadi, berkeluarga, bermasyarakat maupun berbangsa dan bernegara. Al-Quran merupakan kitab suci yang menjadi petunjuk pada manusia agar amal perbuatannya benar, baik berkenan dengan hati maupun anggota badan.

Ketiga, banyak beribadah, terutama salat malam. Orang yang ingin mendapatkan hati Rabbani hendaknya selalu beribadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala, terutama shalat lima waktu, dilaksanakan dengan benar dan sempurna, ditambah dengan shalat sunnah, seperti tahajud, shalat qobliyah dan ba'diyah shalat Dhuha, shalat tahiyatul masjid dan shalat sunah mutlak lainnya, orang yang beribadah kepada Allah dengan sungguh-sungguh, terutama yang wajib ditambah dengan yang sunnah, maka makin dekat kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan dicintai oleh Allah subhanahu wa ta'ala, sehingga anggota badannya mendapatkan bimbingan dari Allah subhanahu wa ta'ala, hatinya dipimpin oleh Allah sehingga memikirkan hal-hal yang baik, begitupun anggota lahirnya dipimpin oleh Allah, mata yang dilihat adalah hal yang baik, telinga yang dengar hal yang baik, lidah yang dibicarakan hal-hal yang baik, tangannya mengerjakan hal-hal yang baik dan kaki berjalan menuju tempat-tempat yang baik.

Keempat, banyak berpuasa, di dalam membentuk hatir rabbani diperlukan banyak puasa, karena dengan berpuasa terdorong menyadari nikmat Allah subhanahu wa ta'ala berupa rizki makanan dan menyadari betapa beratnya orang yang kekurangan pangan, sehingga membuat hatinya terdorong taat kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan terdorong untuk menteladani nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Orang yang melaksanakan puasa dengan ikhlas dan benar akan melahirkan kesucian hati dan kebersihan jiwa, sehingga melahirkan hati robbani, yaitu hati yang mendapatkan pancaran dari sifat-sifat Allah dalam konteks kemanusiaan.

Kelima, berteman dengan orang-orang sholeh. Teman dapat mempengaruhi terhadap perilaku seorang, apabila berteman dengan orang baik akan menjadi orang baik dan apabila berteman dengan orang yang tidak baik, maka ada kecenderungan untuk tidak baik. Maka orang yang yang ingin memiliki hati robbani hendak berteman dengan orang yang baik, teman yang beriman dan bertakwa kepada Allah serta mempunyai akhlak yang mulia, agar supaya terdorong selalu berbuat baik, misalnya berteman dengan orang-orang yang berhati ikhlas, maka terdorong menjadi orang-orang mukhlis, berteman dengan orang-orang yang banyak ibadah, maka akan terdorong banyak beribadah kepada Allah, berteman dengan orang-orang yang berakhlak mulia, maka termotivasi berakhlak mulia, berteman dengan orang yang senang berjuang meninggikan agama Allah, maka terdorong untuk berjuang meninggikan agama.

Keenm, berdoa kepada Allah subhanahu wa ta'ala, agar diberikan hati yang baik, hati Rabbani, hati yang mencintai Allah dan rasulnya melebihi dirinya sendiri, hati yang mencintai sesamanya seperti mencintai dirinya sendiri, hati yang tunduk dan patuh kepada ketentuan-ketentuan Allah.

Hati mempunyai pengaruh terhadap kehidupan manusia, karena hati yang baik akan menggerakkan anggota badan seseorang berbuat baik, dengan hati yang baik, maka sekujur badan akan menjadi baik, sebaliknya ketika hati itu tidak baik, maka seluruh badan akan tidak baik pula. Orang yang hatinya baik akan beruntung di dunia dan akhirat, sebaliknya orang yang tidak baik hatinya, maka akan membawa petaka dunia dan akhirat. Orang yang beriman akan berusaha mempunyai hati yang baik, yaitu hati Roban, hati yang mendapatkan bimbingan dari Allah subhanahu wa ta'ala, sehingga menjadi orang yang baik dalam pandangan Allah dan baik dalam pandangan manusia, hati hati seseorang akan baik apabila beriman kepada Allah dan bertakwa serta banyak mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan beribadah kepada Allah, membaca Alquran, berinteraksi dengan orang-orang baik dan berdoa kepada Allah subhanahu wa ta'ala agar diberi hati Rabbani. Wallahualam bish showab(Red)

Penulis : KH. DR. Abdul Wadud Nafis, Pengasuh Ponpes Manarul Qur'an Kutorenon-Lumajang

Editor : Redaksi