wisata

Pura Ulun Danu Beratan Bali, Pesona Sakral di Tepian Danau Bedugul

Penulis : lumajangsatu.com -
Pura Ulun Danu Beratan Bali, Pesona Sakral di Tepian Danau Bedugul
Wisata Pura Ulun Beratan Danu yang berada di lokasi Candikuning, Kec. Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali (Gmap/Saiful Malfito)

Bali – Dikelilingi udara sejuk pegunungan dan kabut tipis yang menambah kesan magis, Pura Ulun Danu Beratan di Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali, menjadi salah satu destinasi wisata yang paling ikonik di Pulau Dewata.

Pura ini berdiri anggun di tepi Danau Beratan Bedugul, menciptakan pemandangan yang menakjubkan seolah mengapung di atas air ketika permukaan danau sedang tenang.

Pura Ulun Danu Beratan dibangun pada abad ke-17 dan dipersembahkan untuk Dewi Danu, dewi air yang diyakini memberi kesuburan bagi tanah pertanian di Bali. Tak heran jika tempat ini memiliki makna spiritual yang mendalam bagi masyarakat setempat.

Di sekitar area pura, wisatawan juga bisa menikmati taman yang tertata indah, berfoto dengan latar gunung dan danau, atau menaiki perahu untuk berkeliling menikmati keindahan alam Bedugul dari atas air.

Untuk memasuki kawasan wisata ini, pengunjung dikenakan tiket masuk sekitar Rp30.000 untuk dewasa dan Rp20.000 untuk anak-anak (wisatawan domestik), sedangkan wisatawan mancanegara dikenakan Rp75.000 untuk dewasa dan Rp50.000 untuk anak-anak. Biaya parkir kendaraan cukup terjangkau, yakni Rp2.000 untuk sepeda motor dan Rp5.000 untuk mobil.

Pura Ulun Danu Beratan buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 18.00 WITA, dengan waktu terbaik untuk berkunjung pada pagi atau sore hari ketika kabut belum turun terlalu tebal.

Dengan kombinasi keindahan alam, nilai sejarah, dan spiritualitas yang kuat, Pura Ulun Danu Beratan menjadi salah satu simbol keindahan Bali yang mendunia.

Tak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai ruang harmoni antara manusia dan alam, menjadikannya destinasi yang wajib dikunjungi bagi siapa pun yang ingin merasakan ketenangan dan pesona sejati pulau dewata.(yov/red)

"Artikel ini ditulis oleh Muhammad Yova Athobarani (Pelajar PPL SMKN 1 LUMAJANG)

Editor : Redaksi