wisata
Tugu Jogja, Simbol Keabadian dan Romantisme Kota Yogyakarta
Yogyakarta – Berdiri gagah di perempatan Jl. Jend. Sudirman, Gowongan, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55233, Tugu Jogja menjadi ikon yang tak lekang oleh waktu dan selalu memikat hati siapa pun yang datang ke Kota Pelajar ini.
Monumen bersejarah ini bukan sekadar penanda geografis, tetapi juga lambang semangat perjuangan, persatuan, dan filosofi kehidupan masyarakat Yogyakarta.
Dibangun pada tahun 1755 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I, Tugu Jogja awalnya memiliki bentuk bulat menjulang dengan ujung runcing yang melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Setelah sempat roboh akibat gempa pada tahun 1867, tugu ini kemudian dibangun kembali dengan bentuk seperti sekarang—persegi dan berdiri kokoh setinggi sekitar 15 meter.
Meski telah mengalami perubahan bentuk, makna filosofisnya tetap terjaga sebagai simbol keseimbangan antara dunia, manusia, dan Sang Pencipta.
Kini, Tugu Jogja menjadi salah satu spot wisata paling populer di Yogyakarta. Banyak wisatawan yang datang untuk berfoto di sekitar tugu, terutama pada malam hari ketika cahaya lampu kota menambah keindahan suasana.
Tak jarang pula, momen ini dijadikan simbol kenangan bahwa seseorang pernah menginjakkan kaki di “Kota Istimewa”. Di sekitar area tugu, terdapat berbagai kafe, toko oleh-oleh, dan penginapan yang menambah kenyamanan bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas Jogja lebih lama.
Menariknya, untuk mengunjungi Tugu Jogja, pengunjung tidak dikenakan tiket masuk alias gratis. Cukup membayar biaya parkir sekitar Rp5.000 untuk motor dan Rp10.000 untuk mobil, wisatawan sudah bisa menikmati suasana ikonik ini.
Lokasi ini terbuka untuk umum selama 24 jam, sehingga dapat dikunjungi kapan saja—baik pagi hari untuk menikmati sunrise, maupun malam hari untuk merasakan romantisme kota yang tak pernah tidur.
Dengan pesonanya yang abadi, Tugu Jogja bukan hanya bangunan bersejarah, tetapi juga simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Yogyakarta.
Di sinilah, setiap orang bisa merasakan makna “pulang” dalam arti yang sesungguhnya—karena seperti kata banyak orang, siapa pun yang pernah ke Jogja, pasti ingin kembali lagi.(yov/red)
"Artikel ini ditulis oleh Muhammad Yova Athobarani (Pelajar PPL SMKN 1 LUMAJANG)
Editor : Redaksi