wisata

Kemegahan Warisan Budaya di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Penulis : lumajangsatu.com -
Kemegahan Warisan Budaya di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Wisata Ngayogyakarta Hidiningrat yang berada di lokasi Jl. Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (Gmap/Evonne C)

Yogyakarta – Di jantung Kota Yogyakarta, berdiri megah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, simbol kejayaan dan kebudayaan Jawa yang masih lestari hingga kini.

Terletak di Jl. Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, tempat ini menjadi saksi hidup sejarah panjang Kesultanan Yogyakarta yang didirikan oleh Sultan Hamengkubuwono I pada abad ke-18.

Begitu melangkah ke dalam kompleks keraton, pengunjung akan disambut suasana penuh nuansa klasik.

Arsitektur bangunan yang anggun dengan ukiran khas Jawa, alunan gamelan yang lembut, serta keramahan para abdi dalem yang mengenakan pakaian tradisional menambah kesan magis tersendiri.

Di dalam area keraton, terdapat museum yang menyimpan berbagai peninggalan bersejarah, seperti kereta kencana, pakaian kebesaran sultan, hingga naskah kuno yang bernilai tinggi.

Tidak hanya wisata sejarah, Keraton juga menjadi pusat kegiatan budaya yang masih rutin digelar, seperti pertunjukan tari klasik, gamelan, hingga upacara adat yang penuh makna filosofis.

Suasana di sekitar keraton terasa sangat tenang dan sarat nilai budaya, menjadikannya destinasi wajib bagi siapa pun yang ingin memahami lebih dalam jiwa Yogyakarta sebagai “Kota Budaya”.

Untuk menikmati keindahan dan kekayaan budaya di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar Rp15.000 untuk wisatawan domestik dan Rp25.000 untuk wisatawan mancanegara.

Area parkir yang luas juga tersedia di sekitar lokasi, memudahkan wisatawan yang datang dengan kendaraan pribadi. Keraton dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 14.00 WIB, kecuali pada hari tertentu saat ada acara internal kerajaan.

Dengan segala pesonanya, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat bukan sekadar destinasi wisata, melainkan ruang hidup yang terus menjaga tradisi, budaya, dan sejarah yang menjadi napas bagi masyarakat Yogyakarta hingga kini.(yov/red)

"Artikel ini ditulis oleh Muhammad Yova Athobarani (Pelajar PPL SMKN 1 LUMAJANG) 

Editor : Redaksi