Sejarah di Situs Pesanggrahan Rejawinangun, Wisata Penuh Nilai Budaya di Kota Yogyakarta

Penulis : lumajangsatu.com -
Sejarah di Situs Pesanggrahan Rejawinangun, Wisata Penuh Nilai Budaya di Kota Yogyakarta
Wisata Situs Pasenggrahan Rejawinangun yang sering dikunjungi banyak orang untuk menelusuri Bangunan tersebut (Gmap/Faris Fathurahman)

Yogyakarta – Tak hanya terkenal dengan Malioboro dan Keraton, Yogyakarta juga menyimpan banyak destinasi bersejarah yang memesona. Salah satunya adalah Situs Pesanggrahan Rejawinangun yang berlokasi di Jl. Veteran No.77, Warungboto, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tempat ini menjadi saksi bisu kehidupan bangsawan masa lampau yang kini disulap menjadi destinasi wisata sejarah dan budaya yang menarik perhatian banyak pengunjung.

Situs ini merupakan bangunan peninggalan masa Kesultanan Yogyakarta, yang dulunya digunakan sebagai tempat peristirahatan atau pesanggrahan keluarga kerajaan.

Bangunannya terbuat dari batu bata tebal dengan gaya arsitektur klasik Jawa yang masih terjaga hingga kini.

Meskipun sebagian sudah mengalami pemugaran, suasana kuno dan kesakralannya tetap terasa kuat. Banyak wisatawan yang datang untuk sekadar berfoto di antara tembok bata merah yang unik atau menikmati ketenangan di tengah hiruk-pikuk kota.

Keindahan situs ini bukan hanya terletak pada bentuk bangunannya, tetapi juga pada nilai sejarah yang dikandungnya. Pesanggrahan Rejawinangun menjadi saksi perjalanan sejarah kerajaan Yogyakarta yang sarat makna budaya.

Selain itu, tempat ini juga sering dijadikan lokasi kegiatan fotografi, pra-wedding, hingga wisata edukasi bagi pelajar.

Untuk menikmati keindahan dan suasana bersejarah di sini, pengunjung tidak dikenakan tiket masuk alias gratis.

Hanya saja, wisatawan perlu menyiapkan biaya parkir kendaraan sekitar Rp3.000 untuk sepeda motor dan Rp5.000 untuk mobil. Adapun jam operasional Situs Pesanggrahan Rejawinangun dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 pagi hingga 17.00 sore.

Berjalan-jalan di kawasan ini seperti melangkah ke masa lalu. Udara sejuk, suasana tenang, dan nuansa klasik yang kental menjadikan Situs Pesanggrahan Rejawinangun tempat ideal untuk melepas penat sambil mengenal lebih dekat sejarah Yogyakarta.

Sebuah destinasi sederhana, namun penuh makna bagi mereka yang mencintai budaya dan sejarah.(yov/red)

"Artikel ini ditulis oleh Muhammad Yova Athobarani (Pelajar PPL SMKN 1 LUMAJANG)

Editor : Redaksi

BEM

STKIP PGRI Lumajang Gelar Pelantikan Raya Pengurus ORMAWA 2025

Lumajang - STKIP PGRI Lumajang menggelar Pelantikan Raya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Program Studi (HIMAPRODI), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tahun 2025, pada Jumat (14/11/2025) di Aula STKIP PGRI Lumajang. Mengusung tema “Meneguhkan Semangat Kepemimpinan dan Kolaborasi Menuju STKIP PGRI Lumajang yang Berdaya dan Berkarakter,” kegiatan ini menjadi momentum pengukuhan pengurus organisasi mahasiswa secara serentak.

Diskominfo Gandeng IJTI

Literasi Digital dan AI di Era Disrupsi, DPRD Lumajang Dorong Regulasi Tepat

Lumajang - DPRD Kabupaten Lumajang menegaskan peran pentingnya dalam mendorong regulasi yang mendukung percepatan literasi digital, perlindungan data pribadi, dan penguatan ekosistem informasi publik yang transparan dan akuntabel. Hal ini disampaikan Ketua DPRD Lumajang pada kegiatan Literasi Media bertema “Memperkuat Literasi Digital dan AI di Era Disrupsi” di Bumi Perkemahan Glagah Arum, Senduro, Kamis (13/11/2025).

Peluncuran sistem

TP-PKK Lumajang Siap Perkuat Pemberdayaan Keluarga Lewat Transformasi Digital

Lumajang - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Lumajang, Dewi Natalia Yudha Adji Kusuma, menegaskan komitmennya untuk memperkuat pemberdayaan keluarga melalui transformasi digital. Hal itu disampaikan usai menghadiri Launching Sistem Informasi Manajemen (SIM) PKK se-Jawa Timur di Convention Hall Simpang Lima Gumul, Kabupaten Kediri, Selasa (11/11/2025).

Era digital

Wi-Fi Publik Lumajang Dorong Pemberdayaan Digital Warga

Lumajang - Fasilitas Wi-Fi publik berbasis jaringan fiber optik milik Pemerintah Kabupaten Lumajang kini dimanfaatkan tidak sekadar untuk akses internet, tetapi juga sebagai sarana pemberdayaan masyarakat. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Mustaqim, menyatakan layanan ini membuka peluang bagi warga untuk belajar digital, mengikuti pelatihan daring, hingga mengembangkan usaha berbasis online.