wisata

Menikmati Keindahan Senja di Keraton Ratu Boko, Pesona Sejarah di Atas Perbukitan Sleman Yogyakarta

Penulis : lumajangsatu.com -
Menikmati Keindahan Senja di Keraton Ratu Boko, Pesona Sejarah di Atas Perbukitan Sleman Yogyakarta
Wisata Keraton Ratu Boko yang sering dikunjungi banyak orang untuk menelusuri bangunan dan berfoto-foto (Gmap/Tara Litjens)

Yogyakarta – Di atas perbukitan yang membentang di perbatasan Sleman dan Klaten, berdiri megah situs sejarah Keraton Ratu Boko, sebuah tempat wisata yang memadukan keindahan panorama alam dengan jejak kebesaran masa lampau.

Berlokasi di Jl. Raya Piyungan - Prambanan No.2, Gatak, Bokoharjo, Kec. Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 5572, situs ini menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan untuk menikmati suasana senja sambil menelusuri sisa-sisa kejayaan kerajaan kuno.

Keraton Ratu Boko bukanlah sekadar reruntuhan istana, melainkan sebuah kompleks arkeologi yang menyimpan misteri sejarah dari abad ke-8 Masehi.

Di sini, pengunjung bisa menjelajahi gapura megah, pendapa, kolam pemandian, serta area yang dahulu diyakini sebagai tempat tinggal raja.

Tak hanya menyuguhkan nilai sejarah, dari puncak bukit Ratu Boko pengunjung juga disuguhi pemandangan spektakuler Candi Prambanan di kejauhan dan langit senja yang memukau — menjadikannya spot favorit untuk berburu foto dan menikmati sunset terbaik di Yogyakarta.

Untuk menikmati keindahan dan ketenangan di Keraton Ratu Boko, pengunjung dikenakan tiket masuk sekitar Rp40.000 untuk yang Usia 3 tahun sampai dengan 10 tahun dan Rp40.000 untuk yang Berusia 10 tahun Keatas.

Bagi yang membawa kendaraan, tersedia fasilitas parkir motor dengan tarif sekitar Rp5.000 dan mobil Rp10.000. Adapun jam operasional Keraton Ratu Boko dibuka setiap hari mulai pukul 06.00 hingga 17.00 WIB.

Bagi para pencinta sejarah dan pemburu pemandangan indah, Keraton Ratu Boko menjadi pilihan sempurna untuk merasakan harmoni antara warisan budaya dan panorama alam khas Yogyakarta.

Duduk di tepi pelataran sambil menatap mentari tenggelam di balik perbukitan menjadi pengalaman yang sulit dilupakan.(yov/red)

"Artikel ini ditulis oleh Muhammad Yova Athobarani (Pelajar PPL SMKN 1 LUMAJANG)

Editor : Redaksi