Menelusuri Dunia Film di Gamplong Studio Alam, “Mini Hollywood” di Sleman Yogyakarta

Yogyakarta – Di tengah suasana pedesaan yang asri di Gamplong 1, Dukuh, Sumberrahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55563, berdiri sebuah destinasi wisata unik bernama Gamplong Studio Alam.

Tempat ini bukan sekadar lokasi wisata biasa, melainkan juga bekas set film legendaris karya Hanung Bramantyo, yang kini dibuka untuk umum dan dijuluki sebagai “Mini Hollywood”-nya Yogyakarta.

Gamplong Studio Alam awalnya dibangun sebagai lokasi syuting film “Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, dan Cinta” pada tahun 2018. Setelah proses syuting selesai, area ini kemudian diresmikan sebagai destinasi wisata edukatif oleh Presiden Joko Widodo.

Kini, pengunjung dapat menjelajahi berbagai latar bangunan khas masa kolonial seperti kampung Belanda, benteng VOC, rumah kayu Jawa kuno, hingga jalanan klasik tempo dulu yang sering muncul dalam film dan serial TV.

Berkeliling di Gamplong terasa seperti kembali ke masa lampau. Setiap sudutnya menawarkan keunikan tersendiri, lengkap dengan spot foto estetik yang instagramable.

Selain wisata foto, pengunjung juga bisa mempelajari proses pembuatan film melalui Studio Mini Museum Film, yang menampilkan berbagai properti, kostum, dan dokumentasi produksi film Indonesia.

Untuk menikmati keindahan dan nuansa sinematik di Gamplong Studio Alam, pengunjung dikenakan tiket masuk sukarela (seikhlasnya), biasanya mulai dari Rp10.000 per orang. Area ini menyediakan parkir luas dengan tarif sekitar Rp3.000 untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil.

Jam operasionalnya cukup panjang, yakni setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB, sehingga wisatawan dapat menikmati suasana pagi yang cerah maupun sore yang teduh di area studio.

Gamplong Studio Alam kini menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Sleman yang menggabungkan unsur seni, budaya, dan edukasi.

Dengan perpaduan antara sejarah perfilman dan keindahan arsitektur klasiknya, tempat ini menawarkan pengalaman berbeda bagi siapa pun yang berkunjung — seolah sedang melangkah ke dalam dunia film yang hidup di tengah alam Yogyakarta.(yov/red)

"Artikel ini ditulis oleh Muhammad Yova Athobarani (Pelajar PPL SMKN 1 LUMAJANG)

Editor : Redaksi