wisata

Menelusuri Keagungan Masa Silam di Candi Kalasan, Warisan Budaya Tua di Yogyakarta

Penulis : lumajangsatu.com -
Menelusuri Keagungan Masa Silam di Candi Kalasan, Warisan Budaya Tua di Yogyakarta
Wisata Candi Kalasan yang sering dikunjungi wisatawan untuk menelusuri dan berfoto-foto (Gmap/Serba serbi Inung Beni Priyono Inung beni priyono)

Yogyakarta – Di tengah hiruk pikuk perjalanan antara Yogyakarta dan Solo, berdiri megah sebuah peninggalan sejarah yang memikat hati para pencinta budaya dan arkeologi, yakni Candi Kalasan.

Terletak di Jl. Raya Yogya–Solo, kawasan Suryatmajan, Danurejan, Daerah Istimewa Yogyakarta, candi ini menjadi salah satu saksi bisu kejayaan masa Kerajaan Mataram Kuno yang memancarkan keanggunan arsitektur khas Jawa kuno bercorak Buddha.

Candi Kalasan dikenal sebagai candi Buddha tertua di Yogyakarta, yang diperkirakan dibangun pada abad ke-8 Masehi oleh Raja Rakai Panangkaran dari Wangsa Syailendra.

Bangunannya yang terbuat dari batu andesit ini masih tampak kokoh meski telah berusia lebih dari seribu tahun.

Keunikan lain dari candi ini adalah adanya lapisan halus menyerupai plester di permukaan batu, yang disebut vajralepa, sebuah teknologi kuno yang konon digunakan untuk melindungi candi dari lumut dan cuaca.

Begitu melangkah ke area kompleks, pengunjung akan disuguhi suasana tenang dengan pemandangan candi utama yang menjulang di tengah taman hijau.

Di bagian dinding candi, terdapat pahatan relief rumit bergaya khas Syailendra yang menggambarkan dewa-dewi serta makhluk suci dalam ajaran Buddha.

Tak sedikit wisatawan yang datang untuk berfoto, belajar sejarah, atau sekadar menikmati keindahan dan keteduhan tempat ini.

Untuk berwisata ke Candi Kalasan, pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp10.000 untuk wisatawan domestik dan Rp25.000 untuk wisatawan mancanegara.

Fasilitas di sekitar kawasan candi juga cukup memadai, dengan area parkir luas, toilet, gazebo untuk beristirahat, serta kios kecil yang menjual minuman dan suvenir. Tarif parkir pun terjangkau, yakni sekitar Rp3.000 untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil.

Candi Kalasan buka untuk umum setiap hari, mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB, sehingga wisatawan dapat berkunjung pada pagi atau sore hari untuk mendapatkan suasana terbaik.

Dengan nilai sejarah yang tinggi dan keindahan arsitektur yang memukau, Candi Kalasan bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga simbol kejayaan peradaban Nusantara yang patut dilestarikan.

Setiap batu dan ukiran di candi ini seolah bercerita tentang masa lampau—masa di mana spiritualitas, seni, dan ilmu pengetahuan berpadu harmonis di tanah Jawa.(yov/red)

"Artikel ini ditulis oleh Muhammad Yova Athobarani (Pelajar PPL SMKN 1 LUMAJANG)

Editor : Redaksi

BEM

STKIP PGRI Lumajang Gelar Pelantikan Raya Pengurus ORMAWA 2025

Lumajang - STKIP PGRI Lumajang menggelar Pelantikan Raya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Program Studi (HIMAPRODI), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tahun 2025, pada Jumat (14/11/2025) di Aula STKIP PGRI Lumajang. Mengusung tema “Meneguhkan Semangat Kepemimpinan dan Kolaborasi Menuju STKIP PGRI Lumajang yang Berdaya dan Berkarakter,” kegiatan ini menjadi momentum pengukuhan pengurus organisasi mahasiswa secara serentak.

Diskominfo Gandeng IJTI

Literasi Digital dan AI di Era Disrupsi, DPRD Lumajang Dorong Regulasi Tepat

Lumajang - DPRD Kabupaten Lumajang menegaskan peran pentingnya dalam mendorong regulasi yang mendukung percepatan literasi digital, perlindungan data pribadi, dan penguatan ekosistem informasi publik yang transparan dan akuntabel. Hal ini disampaikan Ketua DPRD Lumajang pada kegiatan Literasi Media bertema “Memperkuat Literasi Digital dan AI di Era Disrupsi” di Bumi Perkemahan Glagah Arum, Senduro, Kamis (13/11/2025).