wisata

Museum Kailasa Banjarnegara, Jendela Sejarah Dieng yang Mengajak Wisatawan Menyelami Kisah Masa Lalu

Penulis : lumajangsatu.com -
Museum Kailasa Banjarnegara, Jendela Sejarah Dieng yang Mengajak Wisatawan Menyelami Kisah Masa Lalu
Museum Kailasa yang sering di kunjungi banyak orang untuk enambah wawasan sekaligus memahami lebih dalam budaya serta peradaban Dieng yang telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu (Gmap/Wayan Lindu)

Banjarnegara — Terletak di Karangsari, Dieng Kulon, Museum Kailasa menjadi salah satu destinasi edukatif yang tidak pernah dilewatkan wisatawan ketika berkunjung ke dataran tinggi Dieng.

Bangunan museum yang berdiri anggun di tengah lanskap pegunungan ini menyimpan berbagai jejak peradaban kuno, mulai dari artefak, arca, hingga rekam sejarah masyarakat Dieng pada masa lampau.

Untuk menikmati pengalaman wisata edukasi ini, pengunjung dikenakan tiket masuk sekitar Rp10.000–Rp20.000 per orang, tergantung kategori usia dan hari kunjungan.

Pengelola juga menyediakan area parkir yang memadai dengan tarif sekitar Rp2.000 untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil, sehingga wisatawan dapat berkunjung dengan tenang tanpa khawatir soal kendaraan.

Museum Kailasa dibuka setiap hari dengan jam operasional pukul 08.00–16.00 WIB, memberikan waktu yang cukup bagi pengunjung untuk menjelajahi setiap ruang pameran.

Di dalamnya, wisatawan dapat menemukan penjelasan lengkap mengenai sejarah Dieng, kehidupan masyarakat kuno, hingga informasi mengenai keberadaan candi-candi yang tersebar di kawasan tersebut.

Bagi wisatawan, tujuan utama berkunjung ke Museum Kailasa adalah menambah wawasan sekaligus memahami lebih dalam budaya serta peradaban Dieng yang telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu.

Banyak pula pengunjung yang datang untuk keperluan penelitian, dokumentasi sejarah, atau sekadar menikmati suasana museum yang tenang dan berkarakter.

Dengan perpaduan edukasi, sejarah, dan pesona alam pegunungan, Museum Kailasa menjadi destinasi yang menghadirkan pengalaman berbeda dibandingkan wisata lainnya di Dieng.

Tempat ini menjadi bukti bahwa liburan tidak hanya soal menikmati pemandangan, tetapi juga perjalanan menelusuri kisah masa lalu yang memperkaya perspektif.(yov/red)

"Artikel ini ditulis oleh Muhammad Yova Athobarani (Pelajar PPL SMKN 1 LUMAJANG)

Editor : Redaksi

Pemkab Hadir

Bupati Lumajang Turun Langsung ke Lokasi Lahar Semeru, Warga Terisolasi Mendapat Perhatian

Lumajang – Sabtu siang (6/12/2025), aliran lahar dingin Gunung Semeru kembali menerjang, memutus akses utama menuju Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro. Jembatan penghubung tertimbun material pasir, batu, dan lumpur, membuat 138 kepala keluarga terjebak dalam isolasi. Sebagian warga terpaksa mengungsi ke titik-titik aman demi menyelamatkan diri.