Didemo PMII, Anggota DPRD Keluar Dari Sangkar

Penulis : lumajangsatu.com -
Didemo PMII, Anggota DPRD Keluar Dari Sangkar
Lumajang-Usai mendemo kantor Bupati dan membakar keranda. Puluhan Pergerkan Mahasiswa Islam Indonesai (PMII) cabang Lumajang langsung ngeluruk kantor DPRD untuk menanyakan molornya pembahasan APBD 2013, Kamis(25/04/2013).

Khawatir tidak ditemui oleh wakil rakyat, seperti saat berdemo di depan Pemkab Lumajang, mahasiswa membawa dua ban bekas untuk menumpahkan uneg-unegnya pada lembaga legislatif. Didampingi sekitar 7 anggota DPRD, Plt Ketua DPRD Lumajang, Solikin langsung menemui diluar pintu gerbang kantor wakil rakyat di Kawasan Wonorejo Terpadu (KWT).

"Kami minta bapak dewan terhormat untuk menjelaskan kenapa APBD 2013 mandek disini, bukan didalam," teriak salah satu mahasiswa.

Sebelum menjelaskan alur keterlambatan APBD 2013, Solikin menawarkan agar Mahasiswa bisa masuk ke Gedung DPRD, dan melakukan dialog di dalam. Namun, puluhan Mahasiswa PMII langsung menolaknya. Mahasiswa tetap ingin dijelaskan diluar, biar bisa dilihat oleh semua orang.

Solikin langsung menjelaskan mengenai keterlambatan pembahasan APBD 2013, karena belum selesaikan sinkronisasi KUA-PPAS. Bahkan, eksekutif tidak menghadiri undangan dari legislatif untuk menyelesaikan lagi melalui surat.

"Senin kita akan undang lagi, untuk menyelesaikan," ujar Solikin dihadapan Mahasiswa PMII.

Usai mendapat penjelasan panjang lebar dan sejumlah dokumen penting runtutan mandeknya APBD 2013. Mahasiswa langsung membubarkan diri, namun eksekutif dan legislstuf diminta berkomitmen menyelesaikan APBD yang sangat penting bagi rakyat.

"Kalau tidak selesai, kami akan class action ke PN Lumajang dan meminta Gubernur Jatim serta kementrian dalam negeri menyelesaikan," pungkas Ketua PC PMII Lumajang. (Yd/red)

Editor : Redaksi

Tag
Berada di Zona Rawan Bencana

Lumajang Perlu Penambahan Alat Pemantau Banjir dan Aktivitas Vulkanik Gunung Semeru

Lumajang - Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi mengungkapkan bahwa penambahan alat pemantau aktivitas vulkanik Gunung Semeru sangat penting untuk meningkatkan sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) di wilayah rawan bencana. Hal ini menyusul adanya kebutuhan mendesak di sejumlah wilayah yang berada di sepanjang jalur aliran lahar dingin Gunung Semeru.