Polri Perang Narkoba dan Okerbaya

Arek Sumberjati Tempeh Ditangkap Polisi Edarkan Ribuan Pil Koplo

Penulis : lumajangsatu.com -
Arek Sumberjati Tempeh Ditangkap Polisi Edarkan Ribuan Pil Koplo
Anggota Satreskoba Polres Lumajang saat menginterogasi pembeli dan pengedar pil koplo asal Desa Sumberjati - Tempeh. ( foto Polres)

Lumajang (lumajangsatu.com) - Tim Satreskoba Polres Lumajang berhasil menggulung pengedar besar pil koplo asal Desa Sumberjati Kecamatan Tempeh yakni, WW (28). Terungkapnya, kasus ini dari laporan warga yang sering melihat, IL (23) warga Sumberjati membeli pil koplo.

Petugas mendapat laporan langsung mengintai dan melihat gerak gerik, IL yang mengkonsumsi pil koplo penganti miras untuk teler.

"Dari hasil penyelidikan, benar IL membeli pil koplo ke tetangganya WW," kata Kasat Reskoba, AKP Purwandito, Selasa(11/12/2018).

Lanjut dia, dari hasil pengrebakan dirumah WW ditemukan ribuan pil dengan 2 jenis logo DMP dan Y. " Kita amakan keduanya untuk penyidikan," paparnya.

Dari tangan tersangka petugas mengamankan, 826 butir pil logo Y, 1 plastik berisi 1000 butir pil logo DMP dan satu plastik pil DMP berisi 550 butir.

Kapolres Lumajang, Arsal Sahban mengatakan, perang terhadap narkoba dan obat keras berbahaya di Lumajang akan terus dilakukan. Pasalnya, pil koplo bisa merusak generasi penerus bangsa.

"Jaringan peredaran narkoba terusut satu persatu, serapih apapun dan Selihai apapun pelaku kejahatan menutupi aktivitas nya, pihak kepolisian pasti dapat melacak dan menemukan pelaku kejahatan," ungkapnya.

Mereka akan dikenakan pasal 197 Sub. 196 UURI No. 36 tahun 2009, tentang Kesehatan dan diancam pidana penjara paling lama 15 tahun. (ls/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).