Lumajang (lumajangsatu.com) - Kantor PC NU Kabupaten Lumajang dan Klinik NU sudah satu bulan ini tidak memakai air dari layanan PDAM. Pasalnya, pembayaran setiap bulan sangat mahal dan bisa disebut tidak biasa.
"Kalau bahasa Jawanya "Ora Umum", setiap biaya hanya untuk membayar tagihan air mas," ujar Heny Setyo, pengurus NU Lumajang kepada Lumajangsatu.com, Rabu (11/09/2019).
Baca juga: Dam Boreng Hampir Rampung, Air Akan Aliri Ratusan Hektar Persawahan di Lumajang
Ada dua gedung yang memakai 1 stand meter PDAM yakni gedung PC NU dan Klinik NU. Setiap bulan, biaya yang harus dikeluarkan untuk rekening PDAM 1 juta sampai Rp 1.200.
"Akhinya kita bersepakat putus PDAM dan menggali sumur agar lebih hemat," tuturnya.
Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total
Dengan membuat sumur habisnya sekitar 2-3 juta dan listriknya dengan penggunaan pompa air akan tambah 50 ribu rupiah. Biaya tersebut akan bisa tertutupi selama 3 bulan saja untuk pembayaran PDAM.
"Kalau pakai PDAM kita agak was-was siram-siram. Tapi kalau pakai sumur, bebas pakai air wes," pungkasnya.
Baca juga: Maling Motor Asal Lumajang Beraksi 15 Lokasi di Kabupaten Jember
Sebelumnya diberitakan, seorang warga Perumahan Surya Asri juga komplain pada PDAM karena tagihan air membengkak sangat besar. Kejadian itu ternyata banyak dialami oleh pelanggan lain, namun warga kadang enggan untuk mengajukan protes.(Yd/red)
Editor : Redaksi