Senduro - Suhu dingin Sore itu (14/11/2019) di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur serasa menghujam tulang. Jarum jam di dinding menunjukkan pukul 15.00 WIB. Berbekal jaket tiga lapis, saya beranjak ke reas area menuju teras homestay.
"Ayo dipilih ojeknya. Terserah sama siapa saja. Nanti kita langsung berangkat," kata salah seorang pengojek saat menjemput saya bersama rekan-rekan rombongan Polres Lumajang.
Baca juga: Dam Boreng Hampir Rampung, Air Akan Aliri Ratusan Hektar Persawahan di Lumajang
Mesin motor dinyalakan. Dalam sekejap suasana sunyi Desa Argosari berubah. Suara raungan knalpot dari motor-motor pengojek langsung meramaikan sepanjang jalan.
Sore itu terlihat sudah gelap, hanya lampu motor yang menerangi jalan setapak. Jurang-jurang bukit nan terjal masih belum terlihat. Namun, para pengojek yang mengantarkan kami tak terlihat ragu sedikit pun.
"Sudah biasa mbak sama jalannya. Hafal juga," kata Joke pengojek yang memboncengi saya.
Mengejar momen matahari terbenam bisa dibilang salah satu aktivitas yang tak boleh tertinggal khususnya di dataran tinggi. Tak perlu waktu lama untuk bermanuver di medan tanah yang meliuk-meliuk dan diterpa udara dingin.
Hanya dalam hitungan waktu 10 menit, saya tiba di pelataran parkir yang berjarak sekitar 150 meter dari Puncak B29.Belum selesai perjuangan untuk mendapatkan titik terbaik melihat matahari terbenam.
Perjalanan mesti dilanjutkan dengan mendaki medan tanah yang cukup menanjak sekitar 100 meter. Dengan sisa-sisa tenaga ketika mendaki, saya tiba sekitar pukul 17.00 WIB lantaran di tengah perjalanan gerimis.
Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total
Puncak B29 sendiri berbentuk tanah lapang. Setiap sisi menawarkan pemandangan yang menarik. Ada Gunung Batok, Bromo, Semeru, Raung, Lemongan, dan Argopuro yang menjadi daya tarik untuk dilihat. Matahari tepat dari arah Gunung Lemongan, Raung, dan Argopuro.
Wisatawan tengah mengabadikan momen-momen matahari terbit dari Puncak B29, Desa Argosari. Momen-momen matahari terbenam dari Puncak B29 saat itu tak terlalu sempurna.
Langit sedikit dipenuhi oleh awan-awan hitam. Warna biru langit perlahan bercampur dengan jingga dari matahari. Sementara di sisi barat, pancaran sinar bulan masih tersisa
Meski demikian, pendaran sinar matahari ke gunung-gunung di arah timur Puncak B29 serasa menyihir mata. Gradasi warna langit berubah cerah. Pelan-pelan keindahan lautan pasir Gunung Bromo mulai tersingkap.
Baca juga: Maling Motor Asal Lumajang Beraksi 15 Lokasi di Kabupaten Jember
Saat itu wisatawan lain juga tampak asyik menikmati momen-momen matahari terbenam. Tangan mereka tak lepas dari telepon pintar untuk membekukan momen. Adapula beberapa wisatawan yang memilih menginap di Puncak B29 menggunakan tenda.
Salah satu petugas keamanan yang berada di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Priyanto mengatakan Puncak B29 mulai ramai dikunjungi sejak tahun 2013. Ia mulai mengembangkan wisata Puncak B29 di tahun yang sama.
"Dulu populernya Puncak Songolikur (sebutan angka 29 dalam bahasa Jawa). Tapi di ganti jadi B29," kata laki-laki dengan sapaan Pri itu.
Ia menuturkan Puncak B29 memiliki ketinggian 2.900 meter di atas permukaan laut (mdpl). Ketinggian tersebut sesuai dengan tinggi Puncak B29. (ind/ls/red)
Editor : Redaksi