Kedungjajang - Komisi C DPRD Lumajang melihat Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurun. Pasalnya, banyak sektor ekonomi yang terganggu akibat Covid 19. "PAD saya lihat banyak turun, tak sesuai target," ujar Trisno, Ketua Komisi C DPRD Lumajang, Selasa (22/06/2021).
Karena banyak sektor yang terganggu, maka seharusnya pemerintah mengoptimalkan sisi pendapatan yang bisa di garap. Semisal warung kopi atau caffe yang mulai menjamur, bisa dimaksimalkan menjadi sektor pendapatan.
Baca juga: Dam Boreng Hampir Rampung, Air Akan Aliri Ratusan Hektar Persawahan di Lumajang
Komisi C DPRD saat kunjungan ke Madiun warung kopi dikenakan retribusi seribu rupiah setiap harinya. Jika ada 1.000 warung kopi, maka dalam sehari bisa menghasilkan 1 juta pendapatan. Dalam setahun bisa ada 360 juta PAD dari warung kopi.
Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total
"Padahal kalau kita lihat banyak warung-warung kopi yang menjamu dan nampaknya tidak begitu terganggu dengan pandemi," jelas politisi PPP itu.
Namun, DPRD juga meminta jika itu diterapkan oleh pemerintah, jangan hanya bisa menarik retribusi saja, tapi harus ada timbal balik ke pelaku usaha kopi. Misalnya, dari pendataan itu, pelaku usaha kopi diberi pinjaman lunak, tanpa bunga dan tanpa agunan dari Dinas Koperasi dan UMKM.
Baca juga: Maling Motor Asal Lumajang Beraksi 15 Lokasi di Kabupaten Jember
Selama ini, DPRD melihat pinjaman lunak itu banyak yang tidak tepat sasaran. "Jadi imbang, meraka menyumbang PAD kepada pemerintah, tapi mereka juga dapat timbal balik," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi