Dua Desa Pengatur Air di Masa Sejarah Panjang Kerajaan Lamajang dan Sadeng

lumajangsatu.com

Lumajang(lumajangsatu.com) - Di Kabupaten Lumajang ada dua nama Desa yang memakai nama Dawuhan yakni Dawuhan Lor Kecamatan Sukodono dan Dawuhan Kecamatan Rowokangkung. Dua Desa Dawuhan ini, dikenal dengan perkembangan dalam bidang pertanian dan memiliki pusat ekonomi Pasar Tradisional dalam sejarahnya.

Dari penelusuran Lumajangsatu.com dilansir berbagai sumber, Dawuhan diambil dari istilah dawuhan yang mempunyai arti tempat pembagian air untuk mengaliri sawah. Pada zaman sekarang lebih di kenal DAM (Pintu Air). Menurut sejarah dikawasan tersebut terdapat bangunan tersebut (DAM), namun dalam perkembangannya bangunan tersebut tergusur oleh padatnya pemukiman. Sehingga saat ini tidak ada wujudnya.

Baca juga: Kawasan Pertanian Bawang Merah di Lumajang Terus Diperluas Lewat Intervensi DBHCHT

Nama dua desa yang dikenal dengan pusat pembangian air bisa kita telusuri. Dawuhan Lor Kecamatan Sukodono dilalui dua sungai yakni Ploso dan winong yang tidak pernah kering meski musim kemarau. Bahkan, dua sungai alam dari Gunung Semeru ini, mengarah ke kawasan Kota Raja Lamajang dan bertemu di sungai Bondoyudo.

Jadi Dawuhan adalah daerah yang sangat penting didalam masa kerajaan Lamajang untuk mengatur air irigasi dan volumenya ke Kota Raja Lamajang di Kawasan Situs Biting, Dusun Biting I dan II  Desa Kutorenon. Hingga ini, Desa Dawuhan tetap menjadi kawasan pertanian dan sering menjadi kawasan penyumbang beras di kawasan Sukodono.

Baca juga: Buruh Tani Tembakau Akan Terima BLT DBHCHT Tahun 2024

Sebaliknya di Desa Dawuhan Wetan Kecamatan Rowokangkung, sebelumnya desa ini ikut wilayah Adminitrasi Jatiroto. Dawuhan wetan juga dilintasi oleh Sungai Bondoyudo, dulu masyarakat sekitar banyak yang memiliki perahu. Bahkan, perahu yang ada sering digunakan untuk melintas dari Dawuhan ke Desa Blukon yang dikenal dengan Sadeng.

Desa Dawuhan juga ada wilayah yang dikenal dengan Nama Dusun Sadeng dan Dusun Bluki di wilayah saat ini dikenal dengan Dusun Karang Anyar. Ada penyembutan nama Sadeng yang populer di kalangan masyarakat Dawuhan ini, apakah berhubungan dengan Kerajaan Sadeng. Namun, secara arkelogis belum ditemukan. Namun, di sungai Bondoyudo ada perbatasan, Dawuhan Wetan, Tekung dan Desa Sumber Anyar yang baru terbentuk, ada DAM besar dan kuno. 

Baca juga: Banyak Bantuan Diberikan Bagi Petani Tembakau Lumajang dari DBHCHT

Kini dua Desa Dawuhan yang ada di Lumajang memang dikenal sebagai kawasan pertanian yang sangat luas. Namun, dua nama yang memiliki sejarah panjang belum terkuak dibalik sebutan Dawuhan. Benarkah, Dawuhan itu berhubungan dengan Kerajaan Lamajang dan Sadeng yang ditakuti kerajaan Majapahit dimasa raja Raden Wijaya dengan Keturunannya, Jayanegara dan Hayam Wuruk. (ls/red)

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru