Lumajang (lumajangsatu.com) - Kerusakan lingkungan di Pantai Watu Pecak sangat parah. Ketika puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia melakukan kunjungan, dihadang oleh banjir rob di lokasi tambang pasir illegal di Desa Selok Awar-awar Kecamatan Pasirian.
Para aktivis harus melalui jalan yang biasa digunakan untuk penambangan dengan berbasah-basah. Pasalnya, air dari saluran irigasi tidak bisa masuk pantai, lantaran laut selatan sedang pasang.
Baca juga: Pelatihan Content Creator Sinergi Komdigi, Pemkab Lumajang dan UNISYA Siapkan SDM Digital Mumpuni
"Pokoknya, kayak danau," ujar Ketua PC PMII Lumajang, Muhammad Hariyadi, Jum'at(16/10).
Banjir rob ini terjadi saat air pasang laut, sehingga air irigasi tidak bisa masuk ke pantai. Akibatnya, tanaman pertanian rusak. "Kejadin ini, sering terjadi saat ada tambang," terangnya.
Baca juga: Komisi B DPRD Lumajang Minta Perbaikan Jalan Desa Sesuai Standar Nasional
Warga Desa Selok Awar-awar Kecamatan Pasirian yang memiliki lahan garapan pertanian di kawasan pesisir. Sebenarnya sudah melakukan perlawanan, karena ada intimidasi oleh Tim 12, hanya pasrah.
"Kita tak berani, mereka membawa clurit, pak Tosan dan almarhum Salim Kancil bersama kawan-kawannya yang berani melawan," ujar Satuji, warga setempat.(ls/red)
Baca juga: Komisi B DPRD Lumajang Soroti Pembangunan Pasar Ikan dan Sistem Pemasaran
Foto : Muhammad Hariyadi PC PMII Lumajang
Editor : Redaksi