Lumajang (lumajangsatu.com) - Warga Selok Awar-awar Kecamatan Pasirian memprotes dan menolak truck angkutan pasir yang berasal dari desa Bago. Namun, rencana penghadangan urung dilakukan karena truck tidak melintas sebab ada latihan TNI dikawasan pesisir Selatan.
"Warga sangat resah, karena truck pasir kembali marak dari tambang desa Bago seperti sebelum kejadian Salim Kancil," ujar Abdul Rosyid salah seorang pemuda Selok Awar-awar kepada lumajangsatu.com, Rabu (27/01/2016).
Baca juga: Maling Motor 12 TKP di Lumajang Diringkus, Satu Pelaku Dihadiahi Timah Panas
Pihak desa Selok Awar-awar melalui Plh Kepala Desa juga memberikan dukungan kepada warga. Pihak desa mengajukan surat kepada Kecamatan agar melakukan fasilitasi agar tidak sampai terjadi gejolak antara warga dan sopir truck.
Baca juga: DPRD Sarankan Pemkab Lumajang Komunikasi Pengusaha Bisa Rekrut Honorer Tak Lolos P3K
"Pihak desa telah mengirim surat kepada Kecamatan dan kami dari warga memberikan tanda tangan memprotes truck-truck yang mulai mengganggu warga Selok itu," terangnya.
Baca juga: Pemkab Lumajang Gelar Pasar Murah, Catat Tanggal dan Tempatnya
Informasi yang dihimpun tim lumajangsatu.com para sopir truck tidak melintas di desa Bago karena menghidari tarikan. Para sopir kabarnya diminta membayar uang 40 ribu pertruck sekali melintas.(Yd/red)
Editor : Redaksi