Gucialit(lumajangsatu.com) - Air Terjun Semingkir yang berada di kawasan perkebunan teh Kertowono PTPN XII adalah oase dari sebuah keharmonisan alam. Air yang mengalir disebuah sungai tengah kebun teh, Rabu(09/03) siang kecoklatan dan tidak bening disaat musim kemarau.
Air di Semingkir sangat besar dan tidak kecil seperti dimusim kemarau maupun lenyap. Semingkir adalah oase disebuah perkebunan kolonial yang dikenal akan nikmatnya teh yang diproduksi.
Baca juga: Dindikbud Lumajang Kenalkan Ludruk Pada Kaum Millenial Ditengah Arus Globalisasi
Semingkir sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat di Lumajang sebagai tempat yang nyaman untuk berliburan. Bahkan, Semingkir jauh lebih populer sebelum adanya air terjun Tumpak Sewu, Kapas Biru, Kabut Pelangi dan lainya.
"Air yang mengalir disini adalah dari kebun teh yang menyimpan air," ungkap Irawan, salah satu aktivis Gucialit Organisasi wisata (GOWA) saat mengantar lumajangsatu.com.
Air di Semingkir sebenarnya tidak pernah kering meski musim kemarau, karena hutan diatas perkebunan masih asri. Sehingga mampu menyimpan air sangat lama. "Ini cerita kakek nenek," terangnya.
Baca juga: Menyala, STKIP PGRI Lumajang Melantik Ormawa Periode 2024-2025
Ditahun 90-an dan awal 2000-an, Gucialit masih dingin dan udaranya sangat lembab. Bahkan, hujan lokal sering terjadi, karena kabut pekat sering berarak dari lembah ke lembah. "Kabut ini jarang sekali muncul, Gucialit juga panas," jelas Irawan.
Perubahan udara di Gucialit dan sekitarnya mulai menjadi perhatian anak muda yang tergabung di GOWA. Selain itu, mengembalikan hutan alam di kawasan perkebunan, serta gucialit sekitarnya. "Kita juga ingin menjadikan Gucialit sebagai wisata bersejarah dengan keasrian alamnya," papar Jefri salah satu anggota GOWA lainya.
Untuk bisa menjadikan Gucialit kembali asri dan udara sejuk, sejumlah kegiatan dilakukan oleh GOWA. Mulai dari penghijauan, keterlibatan masyarakat dalam kegiatan seni dan sosial. "Kita pelan, tapi kegiatan bisa berpihak pada masyarakat, sebagai anak Gucialit ini tanggung jawab kita," terangnya.
Baca juga: Poktan Penerima Bantuan Bibit Bawang Merah DBHCHT Lumajang Sebagian Sudah Panen
Ini Semingkir mulai diperhatikan oleh Perkebunan Teh Kertowono PTPN XII. Banyak rumpur yang mulai dibersihkan, penataan taman, areal parkir serta penghijauan di air terjun. "Alhamdulillah, oase di perkebunan mulai ada perhatian dan menjadi destinasi wisata yang tak lekang oleh waktu," jelasn Irawan.
Deni Rohman, PLt Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyatakan bahwa Gucialit sebgai salah satu destinasi wisata Lumajang. Pekebunan teh yang menghampar luas akan terus dikenalkan dan pembinaan kepada pemuda dan Pkdarwis akan terus dilakukan guna mendukung majunya wisata Gucialit. "Kita ikutkan anak muda di Gucialit dalam berbagai pelatihan kepariwisataan," jelas Deni. (Adv/red)
Editor : Redaksi