Gucialit (lumajangsatu.com)- Kecamatan Gucialit merupakan daerah yang memiliki sejuta pesona, mulai wisata alam berupa hamparan luas perkebunan teh, udaranya yang dingin serta wisata air terjun. Disisi lain Gucialit juga menyimpan potensi wisata sejarah peninggalan zaman kolonial Belanda serta beberapa peninggalan zaman Kerajaan Lamajang Tigang Juru.
Study Club Sejarah (SCS) SMA Negeri 3 melakukan Lawatan Sejarah ke desa dingin tersebut (20/03). Sebelumnya, SCS berkunjung terlebih dahulu ke Sekertariat Gucialit Organisasi Wisata Alam (g'OWA) yang berada tidak jauh dari Pabrik Teh Kertowono. Antusiasme siswa-siswi terlihat ketika mereka berdialog dengan Irawan selaku anggota g'OWA. Dengan sabar g'OWA menjawab satu persatu pertanyaan dari siswa-siswi SCS.
Baca juga: Satreskoba Polres Lumajang Tangkap Pengedar Sabu di Warung Billiard
Saya sangat senang sekali kedatangan anggota SCS, mereka sangat banyak yang bertanya mengenai potensi wisata yang ada di Gucialit khususnya peninggalan sejarah. Data yang ada dikami peninggalan yang ada di Gucialit diantaranya rumah tua dan pabrik teh peninggalan Belanda, selai itu juga terdapat situs kates di desa Dadapan dan situs watu lumpang di desa Pakel. Ujar Irawan.
Potensi wisata sejarah ini selayaknya dikembangkan oleh pemerintah karena disamping memiliki pesona wisata alam juga memiliki wisata edukasi khususnya sejarah yang mana tidak dimiliki oleh daerah lain dan nantinya akan banyak menarik wisatawan untuk berkunjung kedaerah gucialit.
Baca juga: Gus Rozi Pemuda Asal Rowokangkung Terpilih sebagai Pemuda Pelopor Lumajang Bidang Pendidikan
Yopi Aris Widiyanto pembina SCS menuturkan, Lumajang memiliki potensi wisata sejarah yang banyak sehingga untuk mengenalkan peninggalan sejarah di Lumajang kepada siswa-siswinya beberapa kegiatan sudah dilaksanakan mulai kunjungan ke Situs Kedungmoro, Candi Agung, Candi Gedongputri, Situs Biting dan saat ini berkunjung ke peninggalan Kolonial Belanda.
Dengan banyaknya peninggalan sejarah di Lumajang khususnya di Gucialit diharapkan adanya saling kerjasama antara pemerintah, masyarakat, organisasi pemuda (GOWA) dan pelajar untuk salalu menjaga, melestarikan dan mengenalkan potensi ini.(Red)
Baca juga: Ponpes Darul Muhajirin Wonokerto Lumajang Lolos Eco Pesantren Tingkat Jatim
Jurnalis Pelajar: Dandi Kris Indrawan Siswa SMAGA
Editor : Redaksi