PDAM Mahal, Warga Kadungjajang Mulai Pindah ke Sumur Bor

lumajangsatu.com

Lumajang (lumajangsatu.com) - Mahalnya tagihan pelanggan PDAM di Kedungjajang membuat masyarakat mengeluh. Meskipun, saat dikofirmasikan ke Direktur PDAM dalam melihat meter air sudah menggunakan android.

"Saat kita konfirmasikan dalam melihat dan mengukur meter PDAM sudah menggunakan android, sehingga warga yang komplain diminta datang ke kantor. Dan memang banyak warga yang kecewa," ujar Khusnul Khuluq anggota DPRD Lumajang Komisi C, Selasa (21/02/2017).

Baca juga: Masuk Hari Tenang Pilkada, Alat Peraga Kampanye di Lumajang Langsung Dibersihkan

Khusnul mencontohkan, ada satu rumah yang dihuni 3 orang, setiap bulan harus membayar hampir 200 ribu rupiah. Bahkan, yang terparah ada Pondok Pesantren yang harus membayar 1 juta setiap bulannya.

Baca juga: Denny Caknan Sukses Menghibur Pendukung Paslon 02 Indah-Yudha di Stadion Semeru Lumajang

"Akibatnya banyak warga yang mengajukan dibuatkan sumur bor, dan pesantren di Kedungjajang itu sudah menggunakan sumur bor dan tidak jadi pelanggan PDAM," jelasnya.

Jika PDAM tidak mengelola dengan baik, maka akan banyak pelanggan yang hilang karena banyak yang pindah. Jika sumur bor dikelola dengan baik, setiap rumah hanya bayar kurang 100 ribu dan pihak pengelola juga masih laba.

Baca juga: Gus Rivqy DPR RI PKB Tekankan Pentingnya Jaga Keharmonisan Sosial Masyarakat Lumajang

"Nanti akan muncul semacam PDAM lokal, seperti di desa Tempursari, ada sumur bor yang dikelola untuk 120 pelanggan. Setiap pelanggan bayar dibawah seratus ribu dengan air yang banyak dan pengelola juga masih untung," pungkasnya.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru