Lumajang (lumajangsatu.com) - Dhimas Saputra, Lahir pada tanggal 08 November 1996 dan bertempat tinggal di Jl. Lamongan-Karangsari, Sukodono - Lumajang. Dulunya dia adalah pembawa acara di sekolahnya.Berawal dari pengalaman tersebut, kemudian berkembang menjadi pembawa acara handal.
Meskipun jadwalnya yang terbilang padat, Dhimas demikian panggilan akrabnya, tetap bisa mengatur jadwal antara kerja part-timenya.
Baca juga: KPU Mulai Distribusikan Logistik Pilkada Lumajang 2024
Dia alumni dari Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta di Surabaya, tak menyangka bahwa hobi menjadi pembaca acara bakal mendatangkan banyak manfaat baginya. Bahkan kini dia sering menjadi MC yang tentu saja mendapat honor lumayan.
"Kita harus pandai atur waktu antara kerja sambilan dan kuliah. Dan yang tak kalah penting adalah atur keuangan kita," kata Dhimas.
Awal mula karirnya sebagai pembawa acara adalah saat SMP dia disuruh membawakan suatu acara di sekolahnya.Dia mengiyakan untuk menjadi presenter. Berawal dari pengalaman tersebut, dia sering diundang ke beberapa acara tertentu untuk menjadi presenter.
Awalnya juga, dia tidak memasang tarif untuk menjadi pembawa acara, dan mulai SMA makin ramai permintaan untuk jadi MC, apalagi tahun 2014 dia di daulat sebagai Duta Pariwisata Kabupaten Lumajang.
Menurut dia, untuk menjadi MC yang baik harus dilakukan adalah menguasai materi. Jadi penguasaan konten materi itu penting seperti kita itu ada di acara apa, acaranya juga seperti apa, hal-hal yang tidak boleh kita sebutkan dan yang boleh kita sebutkan itu apa saja," terang dia.
Jika telah tahu hal-hal tersebut maka MC bisa terhindar dari yang namanya demam panggung.Selain pintar dalam membawakan acara, dia juga mempunyai bakat lainnya yaitu menyanyi.
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
Selama karirnya menjadi presenter, dia mendapat banyak pengalaman seperti punya banyak relasi, ketemu banyak orang, dan juga bisa pergi ke tempat yang belum pernah dia kunjungi.
"Dukanya selama menekuni pekerjaan ini adalah dulu ketika masih belum punya mobil, kemana-mana harus membawa sepeda motor dan tas koper untuk bisa ganti baju jikalau banyak acara" kata pria berusia 22 tahun itu.
Di Surabaya serambi kuliah dia berprofesi sebagai Mc, mulai kos dengan harga Rp 150.000 sampai Rp 500.000 perbulan.
Ketika itu dia bertekat untuk bisa membawakan acara di mall-mal. Akhirnya dia bertemu dengan salah satu teman lamanya yaitu Pradana Gus dari Mojokerto ,ternyata mereka adalah tetangga kos di Surabaya.
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
Nama Pradana sudah melambung tinggi di Surabaya, akhirnya dia dikenalin sama LM event organizer dan berbagai relasi lainnya.
"Berkat belajar dan sharing dengan temanku, lalu saya dibayar perjamnya untuk membawakan sebuah acara dengan upah Rp. 500.000/jam , saya kenalan dengan dunia Wedding organizer dan juga sempat menjadi project manager selama satu tahun,banyak vendor-vendor yang ngejob aku," kata dia.
Dengan kegigihan dan keuletan banyak menuai ilmu, ketika namanya sudah dikenal di Surabaya. Hingga sering off air membawakan sebuah acara di stasiun TV JTV dan MNC, tiba-tiba sahabat dia Alm. Baby collins meninggal dunia. Kala itu dia memutuskan untuk meninggalkan Surabaya dan berkiprah di kotanya sendiri, karena dia ingin menjadi orang besar di kotanya sendiri walaupun kota Lumajang adalah kota kecil dan berbeda dengan Surabaya.
Dia mempunyai motivasi hidup bahwa lebih baik menjadi ikan besar di kolam kecil, dari pada dia menjadi ikan kecil di kolam besar. (ind/ls/red)
Editor : Redaksi