Senduro (lumajangsatu.com) - Kabupaten Lumajang ditahun 97-an pernah menjadi penghasil bawang putih terproduktif se Indonesia. Dalam sekai panen bisa mencapai 20 tob per hektarnya.
Sayang, kejayaan dimasa silam itu hanya menjadi cerita dan terkuak saat Direkrur STO Holtiultura Sayuran dan Obat Kementerian RI, Dr. Tri Harto Setyanto hadir temu lapangan petani bawang bawang di Desa Argosari Kecamatan Senduro.
Baca juga: Cak Thoriq Ingin Sekali Hadiri Penetapan Bupati dan Wakil Bupati Lumajang Terpilih, Tapi ?
"Lumajang itu luar biasa untuk bawang putih," ungkapnya.
Masih kata dia, kebutuhan rata-rata nasional setiap tahunnya mencapai 500.000 ton untuk bawang putih. Selama harga bawang putih masih dibawah Rp 20.000/Kg, masyarakat tidak mempersalahkan.
Baca juga: Lumajang Gelar Apel Pasukan dan Peralatan Siaga Bencana Hidromteorologi 2025
"Bawang putih masih menjadi primadona dipasar dalam luar," jelasnya.
Namun, pada awal tahun 2017 bawang putih harganya pernah mencapai diatasnya Rp 50.000/Kg, dan ternyata bawang putih menjadi salah satu komponen yang berpengaruh terhadap inflasi.
Baca juga: KPU Tetapkan Calon Terpilih Bupati dan Wakil Bupati Lumajang Hasil Pilkada 2024
Penanaman bibit dapat diatur pada musim hujan dan panennya pada musim kemarau. Sehingga produksi dan produktifitas bawang putih bisa dikembangkan lebih lanjut.
"Kita persiapkan untuk pengolahan baik bawang putih maupun kentang, karena permintaan pasar saat ini semakin meningkat," pesan Assisten Ekbang Sekda Lumajang, Agus Widarto. (hms/ls/red)
Editor : Redaksi