Penggadaian Istri

Lasmi Tak Lagi Cinta Pada Hori Lantaran Sering Disakiti

Penulis : lumajangsatu.com -
Lasmi Tak Lagi Cinta Pada Hori Lantaran Sering Disakiti
Pengakuan Hartono dihadapan Kapolres Lumajang sudah menikahi Lasmini

Lumajang (Lumajangsatu.com)- Dulu, saat berpacaran selalu ada momen bergandengan tangan yang bikin hati deg-degan. Ada pula makan malam yang sengaja dijadwalkan dan diisi dengan canda tawa dan keromantisan. Tak ketinggalan hadiah dan pujian yang membuat hati berbunga-bunga, pertanyaannya, apakah hal itu masih ada ketika Anda sudah menikah?

Tidak sedikit wanita yang mengeluh bahwa hubungannya dengan suami sudah tidak hangat seperti dulu lagi. Tidak ada manis atau deg-degan, atau greget yang membuat wanita selalu merasa dicintai. Bahkan, yang mengejutkan, seperti kasus istri yang telah digadaikan 250 juta ini ternyata sering mendapat perlakuan kasar dari sang sumi. Dia menceritakan bahwa sudah tak ada perasaan apa-apa lagi dengan Hori, mantan suaminya.

Tidak ada perasaan apa-apa lagi sebenarnya bukan kalimat yang tepat untuk mengungkapkan apa yang dia alami. Sebenarnya, normal dan manusiawi kok kalau  dia sudah merasa jenuh dengan hubungan rumah tangga.

"Bagaimana tak jenuh, saya tidak dinafkahi. Bahkan untuk makan pun saya tidak bisa" ujar Lasmini perempuan Asal Medan itu.

Adanya anak, problem rumah tangga, mengatur keuangan, dan banyak tanggung jawab baik besar maupun kecil, membuat pasangan suami istri jadi kurang komunikasi dan kurang memiliki waktu seperti saat masih berpacaran dulu. Kalau dulu sengaja menyempatkan waktu berduaan, kini waktu itu harus dikurangi untuk hal-hal lainnya. Padahal, keduanya sama-sama disibukkan oleh tugas masing-masing.

Kalau dihitung-hitung lagi, berapa lama coba high quality time yang Anda miliki dengan suami sekarang?

Ide perceraian muncul ketika pasutri tidak mencari jalan keluar akan kejenuhan hubungan yang dialami. Alih-alih mencari jalan keluar, mereka malah kabur dan mencari kenyamanan diri sendiri. Tak ada lagi keinginan untuk mempertahankan rumah tangga dan menyelesaikan masalah.

"Karena saya tidak menikah resmi, jadi terhitung 7 bulan ditinggal berarti saya sudah cerai" ujar wanita bermata sipit itu.

Cinta memang salah satu pondasi penting pernikahan. Hanya saja, ketika terjadi masalah di antara pasangan dan cinta dirasa sudah tak ada lagi, bisakah pernikahan itu bertahan?

Ketika Hori pergi ke Kalimantan selama 7 bulan lamanya, Lasmini sudah ikut dengan Hartono. Hingga Si Lasmini menikah dengan Hartono dan tercatat sudah dapat 2 bulan lamanya mereka membangun mahligai pernikahan, walaupun nikah sirri.(Ind/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).