Melestarikan Tradisi Wali

Neng Laila Anggota DPRD Jawa Timur Piawai Buat Jenang Sapar

Penulis : lumajangsatu.com -
Neng Laila Anggota DPRD Jawa Timur Piawai Buat Jenang Sapar
Ning Laila Membuat Jenang Sapar dengan membentuk adonan tepung ketan menjadi bulatan kecil.

Lumajang - Memasuki kalender Jawa Bulan Sapar. Masyarakat Lumajang memiliki adat istiadat membuat jenang sapar untuk dibagikan ke sanak family dan tetangga terdekat.

Dalam membuat jenang sapar ini, biasanya kaum perempuan mulai dari ibu dan anak serta tetangga berkumpul. Dengan membuat adonan dari tepung ketan dijadikan bola kecil.

Bulatan kecil tepung dimasukan dalam santan mendidik yang sudah dikasih gula pasir atau gula kelapa. Santan bisa berwarna coklat atau putih, tergantung selera si pembuatnya.

Tradisi Jenang Sapar ini masih dilestarikan oleh keluarga Pondok Pesantren Manarul Qur'an di Desa Kutorenon Kecamatan Sukodono dibawah pengasuh, KH. Dr. Abdul Wadud Nafis, Lc., MEI. Tak ketinggal Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PKB, Nyai Lailatul Qodriyah ikut membuat jenang sapar.

"Saya ini orang desa, sebelum jadi anggota dewan biasa membantu membuat jenang sapar," ujar Neng Laila, sapaan akrab politik PKB asal Lumajang itu.

Bagi dia, jenang sapar ini memiliki nilai luhur luar biasa bagi Islam Nusantara. Karena akulturasi budaya jawa dengan agama islam.

"Jenang sapar ini adalah bentuk rasa syukur dan menjaga ikatan tali silaturahim keluarga beserta tetangga dekat," jelas Ketua Fatayat Lumajang.

Dilansir dari berbagai sumber, jenang sapar merupakan kuliner hasil kebudayaan masyarakat Indonesia, yang mengakar sejak zaman Hindu dan era Wali Songo. Hingga kini, jenang selalu hadir sebagai simbol ungkapan rasa syukur atas karunia hasil ciptaan Tuhan.

Teksturnya yang kenyal dan lengket dapat diartikan sebagai sarana yang mampu membangun hubungan kebersamaan antarkerabat dan tetangga. (ls/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).

Dibuat Dari Bambu Muda

Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Krecek Bung Kuliner Asli Lumajang Bertekstur Daging Empuk

Lumajang - Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menorehkan kebanggaan di kancah nasional. Salah satu kuliner tradisional khasnya, Krecek Rebung, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia pada 16 November 2024. Pengakuan ini menjadi bukti keunikan dan kekayaan budaya lokal Lumajang yang terus dilestarikan.