Sineas Muda Lumajang

Video : Film "Santri Cengkal " Karya Mahasiswa KPI IAI Syarifuddin

Penulis : lumajangsatu.com -
Video : Film "Santri Cengkal " Karya Mahasiswa KPI IAI Syarifuddin

Lumajang - Himpunan Mahasiswa Prodi (Himaprodi) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Intitut Agama Islam Syarifuddin (IAIS) Lumajang membuat sebuah karya film berjudul "Santri Cengkal" untuk Semeru Movie Competition Ditlantas Polda Jawa Timur. Film ini berkisah seorang santri yang malas mengaji dan pandai mencari alasan alias Cengkal dalam bahasa madura. Pesan bijak dari ustadnya selalu dindahkan dan akhirnya kena tilang Polisi Fenomenal dan Legend yakni Iptu Maryanto dari Satlantas Polres Lumajang. ingin tahu kisahnya klik link dan tonton video dibawah ini :

Editor : Redaksi

Spesialis Melukai Korban

Pelajar Disabet Saat Berteduh, Jejak Begal Sadis Lumajang Terungkap

Lumajang – Fakta mengejutkan terungkap dari pengungkapan kasus kriminal di Kabupaten Lumajang. Dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso diketahui merupakan begal sadis yang kerap melukai korbannya. Aksi kejahatan keduanya diduga kuat telah berlangsung sejak 10 Mei 2025 sesuai cctv yang beredar dan terjadi di sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Lumajang dan sekitarnya.

Begal Sadis

Teror Delapan TKP Berakhir, Pelaku Curanmor Lumajang Tewas Saat Diamankan

Lumajang * – Kepolisian Resor Lumajang berhasil mengungkap rangkaian tindak pidana pencurian dengan pemberatan, penganiayaan berat, serta perlawanan terhadap petugas, yang dilakukan dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso. Keduanya diketahui terlibat dalam sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Kabupaten Lumajang dan sekitarnya.

Bantuan dari Presiden RI

Pemerintah Lumajang Hadirkan Pembangunan Berorientasi Manusia Melalui Becak Listrik

Lumajang  – Arak-arakan becak listrik yang melintas di pusat Kota Lumajang menjadi penanda arah pembangunan daerah yang menempatkan manusia sebagai pusat kebijakan. Program ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak semata diukur dari proyek infrastruktur berskala besar, melainkan dari kebijakan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat kecil, khususnya tukang becak lansia yang selama ini menjadi bagian penting mobilitas kota.