Resahkan Warga

Aksi Vandalisme OTK Terjadi di Musholla Bani Adam Bades Lumajang

Penulis : lumajangsatu.com -
Aksi Vandalisme OTK Terjadi di Musholla Bani Adam Bades Lumajang
Pengelola musholla sedang membersihkan bekas-bekas aksi vandilisme yang dilakukan orang tak dikenal (OTK)

Pasirian - Aksi vandalisme di sebuah rumah ibadah (mushola) yang dilakukan orang tak dikenal (OTK) bikin resah warga. Aksi vandalisme dengan mengencingi, mengotori serta merusak mesin pengeras suara yang dilakukan oleh OTK tersebut terjadi di mushollah Bani Adam, Dusun Purut, Desa Bades, Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Tidak tanggung-tanggung, aksi tersebut dilakukan dalam kurun waktu kurang lebih satu minggu, yakni dari Senin (18/1/2020) sampai Senin (25/1/2020).

"Jadi, saya pertama kali tahu saat mau berjamaah, tiba-tiba karpet mushola bau tidak sedap," kata Pengurus Mushola, Dimas saat memberikan keterangan, Selasa (26/01/2021).

Dimas mengaku, pertama kali mengetahui pada Selasa (19/01/2020) sekira pukul 04.00 WIB. Menurutnya, hal yang sama juga dijumpai hingga hari ketujuh. "Pihak pengurus sudah melaporkan kepada ketua RT setempat dan akan dilanjutkan ke aparat desa setempat," ucap Alumni Ponpes Lirboyo ini.

Meski begitu, lanjut dia, hingga saat ini warga sekitar musholla Bani Adam belum menemukan siapa pelaku dibalik aksi teror tersebut, karena tidak adanya CCTV dan Kurangnya penjagaan musholla dimalam hari.

"Tentunya Aksi teror ini membuat resah sekaligus jengkel warga sekitar mushollah, lebih lebih ini dilakukan pada tempat ibadah yang mana kita ketahui bersama adalah tempat sakral kita untuk beribadah," ucapnya.

Dimas menjelaskan bahwa pelaku tidak hanya mengotori dan merusak mesin pengeras suara, tetapi juga menjebol 3 pohon tanaman kelor. Beberapa tanaman serai, kemangi dan tanaman lain yang ditanam di halaman musholla.

"Padahal tanaman tersebut dimanfaatkan untuk masyarakat umum," tambah Dimas.

Sementara itu, salah seorang warga ikut menambahkan, pada hari ketujuh malam pelaku juga merusak mesin pengeras suara dan mematahkan microphone yang sehari sehari digunakan untuk adzan dan mengaji. "Saya kira mati lampu, eh ternyata dirusak orang," ujar Misbah.

Koordinator keamanan musholla Bani Adam, Az Arief menambahkan lewat postingan media sosialnya bahwa aksi tersebut merupakan bentuk pelecehan terhadap agama. Hingga berita ini dimuat postingan tersebut sudah lebih dari 70 komentar dari netizen dengan berbagai bentuk kecaman terhadap pelaku.

Sundoyo Habibi selaku pemilik Musholla juga ikut menanggapi peristiwa tersebut dengan santai dan tenang.

"Sudah biasa, ini adalah bentuk perjuangan, nabi Muhammad dulu lebih parah, sampai dilempari kotoran dan batu." Kata pria yang akrab dengan sapaan Pakdhe Ndoyo ini.

Pakdhe Ndoyo menghimbau pada jamaah musholla Bani Adam untuk lebih tenang dalam menyikapi suatu permasalahan dan tidak mengedepankan emosi belaka. Beliau memasrahkan ke aparat keamanan dan berharap pelaku teror segera ditemukan.

Jurnalisme Warga Dafiqul Pasirian

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Dibuat Dari Bambu Muda

Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Krecek Bung Kuliner Asli Lumajang Bertekstur Daging Empuk

Lumajang - Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menorehkan kebanggaan di kancah nasional. Salah satu kuliner tradisional khasnya, Krecek Rebung, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia pada 16 November 2024. Pengakuan ini menjadi bukti keunikan dan kekayaan budaya lokal Lumajang yang terus dilestarikan.

Hikmah Kehidupan

Urgensi Tasawuf Dalam Menghadapi Krisis Spiritual di Era Modern

Lumajang - Di tengah gemerlapnya dunia yang serba digital dan material, manusia semakin terjerat dalam pusaran kehidupan yang cepat dan penuh tekanan. Keberhasilan diukur dengan angka, kebahagiaan dinilai dengan kepemilikan, dan kedamaian seolah menjadi barang langka yang hanya bisa diraih oleh segelintir orang. Namun, meskipun segala kemajuan teknologi dan inovasi telah memberikan kenyamanan fisik, banyak yang merasakan kekosongan jiwa yang mendalam, kehilangan arah, dan semakin jauh dari makna hidup yang sejati. Krisis spiritual ini bukan hanya sekedar fenomena individu, tetapi sebuah bencana sosial yang mengancam dasar-dasar kemanusiaan kita.