Jelaskan Proses Penangan Kasus Penganiyaan

Kapolres AKBP Dewa Putu Temui Perwakilan Bonek Lumajang

Penulis : lumajangsatu.com -
Kapolres AKBP Dewa Putu Temui Perwakilan Bonek Lumajang
Kapolres AKBP Dewa Putu saat menemui para suporter Bonek Lumajang

Lumajang - Kapolres Lumajang AKBP Dewa Putu Eka Darmawan menemuai perwakilan Bonek Mania di Aula Polres Lumajang. Dalam audiensi tersebut membahas terkait proses penanganan kasus penganiayaan yang menimpa anak dibawah umur dan sejauh mana penyelidikan yang tengah dilakukan oleh Polres Lumajang.

Perwakilan Bonek Mania ini meminta pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus penganiayaan tersebut. Kalau bisa segera menangkap seluruh pelaku yang terlibat.

Audiensi itu dilakukan di Polres Lumajang. Bonek yang mengikuti audiensi ini sekitar 16 orang. Mereka ditemui langsung oleh Kapolres Lumajang AKBP Dewa Putu.

Pihaknya menjelaskan bahwa kasus ini telah ditangani secara serius, karena untuk pelaku sudah tertangkap satu orang. Akan tetapi, peran orang tersebut orang yang diduga kuat hanya melakukan penganiayaan terhadap korban A (16) warga Desa Kloposawit Kecamatan Candipuro.

Sedangkan, orang yang melakukan penusukan belum tertangkap. "Undang-Undang yang kami terapkan Nomor 13 tahun 2014, tentang Perlindungan Anak," kata Dewa.

Dia juga minta kepada teman-teman Bonek agar bisa membantu jaga suasana agar tetap kondusif. "Mohon doanya agar pelaku lainnya segera tertangkap" tutupnya.(Ind/yd/red)

Editor : Redaksi

Hikmah Kehidupan

Masjid Pilar Peradaban Islam

Lumajang - Dalam sejarah panjang peradaban Islam, masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kebangkitan intelektual, sosial, dan politik. Masjid-masjid besar seperti Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Al-Qarawiyyin di Maroko telah menjadi saksi bagaimana Islam membangun masyarakat yang berbudaya tinggi, berbasis ilmu pengetahuan, serta penuh nilai-nilai kemanusiaan. Masjid bukan hanya simbol spiritualitas, tetapi juga motor penggerak perubahan sosial. Lalu, bagaimana masjid di masa kini dapat tetap berperan sebagai pilar peradaban dalam dinamika masyarakat modern?