Informasi tidak benar

Hoax, BPBD Lumajang Timbun Bantuan APG Semeru

Penulis : lumajangsatu.com -
Hoax, BPBD Lumajang Timbun Bantuan APG Semeru
Kepala BPBD Lumajang Patria saat ditemui di ruang kerjanya

Lumajang - BPBD Kabupaten Lumajang membantah penyaluran bantuan bagi warga terdampak erupsi Gunung Semeru tersendat hingga menimbulkan penumpukan bantuan di Gudang Bulog. Kepala BPBD Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi menjelaskan tumpukan bantuan-bantuan tersebut masih dilakukan pengemasan oleh pihaknya. 

 Pengemasan dilakukan untuk mempermudah proses penyaluran bantuan kepada warga terdampak. "Masih pengepakan, pengemasan kemudian kami kirim ke warga terdampak. Bukan penumpukan ya, jadi barang itu tidak sampai habis, datang lagi begitu. Secukupnya barang yang ada kita kemas, isinya beras gula, pampers, selimut, biskuit, sarden," paparnya ketika dikonfirmasi.

Sedangkan untuk bantuan logistik disimpan berada di Gudang Bulog, setiap hari timnya melakukan pengemasan hingga 900 paket. Pihaknya juga mengaku penyaluran bantuan tidak tersendat, BPBD Kabupaten Lumajang tak menampik jika terdapat bantuan makanan yang sudah kadaluarsa.

Bantuan tersebut merupakan bantuan makanan sejak bencana erupsi Gunung Semeru tahun 2021. Dia mengklarifikasi jika bantuan tersebut bisa kadaluarsa karena ketika diterima mendekati masa kadaluarsa.

"Itu kan yang kemarin (bencana erupsi 2021) baru ada (kadaluarsa) karena bantuan se-Indonesia itu masuk. Nah tanggal masa barangnya itu mepet-mepet, jadi yang kadaluarsa kita sedirikan dahulu lalu penghapusan," jelasnya.

 

Terakhir, pihaknya menyatakan jika penyaluran bantuan makanan kepada warga telah melalui proses sortir.

 

"Kalau yang kali ini (erupsi 2022) tidak ada yang kadaluarsa," tutupnya

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).