Lumajang

Festival Budaya Pronojiwo 2025: Tradisi Lestari, Ekonomi Kreatif Bergeliat

Penulis : -
Festival Budaya Pronojiwo 2025: Tradisi Lestari, Ekonomi Kreatif Bergeliat
Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menyampaikan sambutan saat membuka Festival Budaya Pronojiwo 2025

Lumajang – Suasana penuh warna menyelimuti Lapangan Pronojiwo, Lumajang, saat Festival Budaya Pronojiwo 2025 resmi digelar, Sabtu (3/5/2025). Acara yang diinisiasi Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Widya Gama Lumajang ini menjadi ajang pelestarian budaya sekaligus penggerak ekonomi kreatif masyarakat di kaki Gunung Semeru.

 

Bupati Lumajang, Indah Amperawati, membuka langsung festival tersebut. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi peran aktif kampus dalam menjaga warisan budaya daerah.

 

“ITB Widya Gama bukan hanya mengajar di kelas, tetapi juga terlibat langsung dalam merawat budaya lokal. Ini bentuk komitmen luar biasa,” ujar Bupati yang akrab disapa Bunda Indah.

 

Festival menampilkan berbagai pertunjukan seni tradisional, termasuk Bantengan, yang menjadi ikon budaya khas Lumajang. Bukan sekadar hiburan, kesenian tersebut dinilai sebagai bagian penting dari identitas masyarakat.

 

“Bantengan ini adalah warisan. Melalui festival seperti ini, kita menjaga agar tradisi tetap hidup dan dikenal generasi muda,” lanjutnya.

 

Selain nilai budaya, festival juga memberikan dampak ekonomi bagi warga sekitar. Antusiasme pengunjung membuka peluang bagi pelaku UMKM, pedagang, dan seniman lokal untuk meraup penghasilan tambahan.

 

“Acara seperti ini menggerakkan ekonomi rakyat. Warung, UMKM, hingga penyedia jasa semua ikut menikmati manfaatnya,” ujar Bunda Indah.

 

Ia optimistis, Pronojiwo memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan di Lumajang.

 

“Dalam lima tahun ke depan, saya yakin Pronojiwo bisa menjadi kota wisata. Alam dan budayanya punya daya tarik yang luar biasa,” katanya.

 

Festival Budaya Pronojiwo 2025 menjadi bukti bahwa pelestarian tradisi dan pembangunan ekonomi dapat berjalan beriringan, berakar pada kearifan lokal, serta membuka jalan menuju masa depan yang berkelanjutan (Ind/Kom/red).

Editor : Redaksi

Rural Indonesia

KALIBER 99”: Religious Literacy and Agricultural Empowerment Unite to Foster Interfaith Harmony

Lumajang, Indonesia — In a groundbreaking initiative that blends religious literacy with grassroots economic empowerment, KALIBER 99 (Kawasan Literasi Beragama 99) is transforming the social fabric of Rowokangkung District in East Java, Indonesia. Spearheaded by Mohammad Mas’ud, an Islamic Religious Counselor at the local Office of Religious Affairs, this program is gaining national attention for fostering interfaith harmony in a region once shadowed by social segregation.