Tradisi Sakral
Segoro Topeng, Warisan Lumajang yang Siap Mendunia

Lumajang– Ratusan penari bertopeng menari di bibir Pantai Watu Pecak, Lumajang, diiringi desir angin pantai dan debur ombak Samudera Hindia. Gerakan demi gerakan yang mistis mewarnai pagelaran budaya *Segoro Topeng Kaliwungu* 2025, sebuah tradisi yang kini menjadi ikon pariwisata budaya Lumajang.
Segoro Topeng bukan sekadar pertunjukan seni. Pagelaran kolosal ini menghidupkan kembali Tari Topeng Kaliwungu, tarian sakral asal Desa Kaliwungu, yang kini menjadi daya tarik wisata nasional. Sejak pertama kali digelar secara masif pada 2022, *Segoro Topeng* terus menjadi kebanggaan daerah sekaligus sarana promosi pariwisata berbasis budaya.
Nama "Segoro Topeng" lahir dari dua unsur penting: ‘Segoro’ yang melambangkan keindahan pantai selatan dan ‘Topeng’ sebagai simbol kekayaan budaya lokal. Perpaduan ini menghadirkan pengalaman unik, menghubungkan seni tradisi dengan pesona alam.
Setiap tahun, tema yang diusung selalu berbeda. Tahun ini, *Segoro Topeng* mengangkat tema **"Mystical of Kaliwungu"** yang mengeksplorasi sisi magis dan spiritual desa asal tarian ini, setelah sebelumnya menghadirkan *Kidung Katresnan* dan *Legenda Argasonya*.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang, Yuli Harismawati, menegaskan bahwa Segoro Topeng telah menjadi bagian dari strategi pengembangan destinasi wisata Lumajang. "Event ini bukan hanya hiburan, tetapi upaya membangkitkan rasa cinta generasi muda terhadap budaya leluhur dalam kemasan modern yang membanggakan," ujarnya, Jumat (27/6/2025).
Segoro Topeng juga membuka ruang bagi pelaku seni, pembuat kostum, UMKM, hingga ekonomi kreatif lokal. Ribuan tangan berkolaborasi dalam satu panggung yang membangun identitas Lumajang sebagai kota budaya yang terbuka dan dinamis.
Tahun ini menjadi tonggak sejarah bagi *Segoro Topeng*. Untuk pertama kalinya, event ini ditetapkan sebagai salah satu dari **110 Karisma Event Nusantara** oleh Kementerian Pariwisata RI, menempatkan Lumajang dalam peta wisata nasional, bahkan internasional.
Rangkaian acara digelar selama dua hari, mulai 28 Juni. Hari pertama dibuka dengan aksi penanaman cemara laut bertajuk *Pantai Lestari, Cemara Menyapa*, serta pertunjukan musik *Reggae Senja* yang melibatkan musisi lokal dan nasional. Pameran UMKM turut meramaikan suasana, memperkenalkan produk-produk kreatif masyarakat Lumajang.
Hari kedua, 29 Juni, menjadi puncak acara. *Mahameru Fishing Festival* mengawali pagi dengan kegiatan nelayan dan wisatawan, dilanjutkan *Fashion Show Batik Lumajang* yang mengusung elegansi kain lokal. Puncaknya, sendratari kolosal *Segoro Topeng Kaliwungu* memukau ribuan penonton yang memadati pesisir pantai.
Segoro Topeng menjadi simbol transformasi budaya menjadi kekuatan ekonomi dan destinasi berkelanjutan. Pemerintah Kabupaten Lumajang menargetkan event ini sebagai paket wisata budaya yang terintegrasi dan mampu bersaing di tingkat global.
Dengan capaian Lumajang sebagai daerah dengan kunjungan wisatawan mancanegara tertinggi di Jawa Timur pada 2024, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat *Segoro Topeng* akan sejajar dengan festival budaya dunia.
Lebih dari itu, *Segoro Topeng* adalah suara masyarakat, warisan leluhur, dan harapan masa depan. Setiap topeng yang menari membawa pesan: Lumajang mencintai budayanya dan siap menyapa dunia (Ind/red).
Editor : Redaksi