Usai Ada Pembunuhan Warga Tolak Tambang Selok Awar, Tim 12 Mendadak Populer

Penulis : lumajangsatu.com -
Usai Ada Pembunuhan Warga Tolak Tambang Selok Awar, Tim 12 Mendadak Populer

Pasirian (lumajangsatu.com) - Tim 12 mendadak menjadi perbincangan masyarakat Desa Selok Awar-awar Kecamatan Pasirian. Tim 12 ini tiba-tiba muncul saat ada pro kontra pertambangan di pesisir pantai selatan Kecamatan Pasirian di obyek wisata pantai watu pecak.

Tim 12 ini adalah sosok orang bayaran yang ditugasi oleh orang kuat untuk mengintimidasi masyarakat Selok yang menganggu proses pertambangan pasir pesisir. Bahkan, Tim 12 oleh kalangan masyarakat Selok Awar-awar ditakuti, lantaran dikenal mengklaim kebal hukum serta dekat dengan aparat pemerintah dan hukum.

Entah, siapaa saja Tim 12 ini, apakah orangnya berjumlah 12 atau hanya sandi saja untuk menakuti warga. Redaksi lumajangsatu.com, mencoba menelusuri siapakah tim 12 ini. 

Keterangan sejumlah warga, tim 12 ini dibentuk oleh orang kuat di pertambangan pasir pesisir seloak awar-awar. Tim 12 ini sering membikin psy war, bila ada warga yang tolak tambang dan berdalih menjaga dari kerusakan lingkungan siap-siap nyawa taruhannya.

"Tim 12 ini, kalo jaman belanda itu centeng mas," ujar Samsi warga Selok.

Dikalangan aktivis lingkungan tim 12 dikenal orang yang sering menikamti dari uang pasir pesisir pantai selatan. Bahkan, sepak terjangan dalam pengamanan dikenal sangat keras dan sekali gertak membuat warga ketakutan.

Salim alias Kancil dan Tosan adalah warga yang dikenal yang getol menolak tambang di desanya. Lantaran banyak kerusakan lingkungan yang terjadi di eloknya pantai watu pecak. Bahkan, akibat angkutan truk pasir, jalan desa rusak dan kembali membebani ABPD.

"Pokoknya, mas kancil dan pak tosan itu, yang paling diawasi oleh Tim 12," ujar tokoh masyarakat di Selok Awar-awar yang namanya enggan disebutkan.

Apakah benar, tim 12 ini dalang dari aksi penganiayan dan pembunuhan pada petani yang menolak tambang. Polisi masih bekerja dan terus menyelidiki, terduga pelaku yang berhasil dihimpun dari saksi-saksi.

"Kita sudah kantongan pelaku aksi di Selok Awar-awar," kata Kapolres Lumajang, AKBP Fadly Munzir Ismail.(ls/red)

Editor : Redaksi

Kampus Lumajang

STKIP PGRI Lumajang Gelar Workshop Virtual Reality For Education Bersama Pendekar VR Jawa Timur

Lumajang- STKIP PGRI Lumajang kembali menunjukkan komitmennya dalam inovasi pendidikan dengan menggelar workshop desain media pembelajaran berbasis Virtual Reality (VR). Acara yang berlangsung mulai tanggal 5 – 7 Juni 2024 ini, menjadikan STKIP PGRI Lumajang sebagai satu-satunya kampus di Lumajang yang memberikan pelatihan berfokus pada teknologi VR dalam Pendidikan.

Nama : Naomi Nathanael

Mahasiswa Perlu Peka Menyikapi Kenaikan Harga Pokok Masyarakat

Surabaya - Kenaikan harga bahan pokok, termasuk bahan bakar minyak (BBM), merupakan isu yang kerap kali menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. BBM adalah komponen vital yang mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan, mulai dari transportasi hingga produksi barang dan jasa. Ketika harga BBM naik, efek domino yang dihasilkan bisa merambah ke berbagai sektor, mengakibatkan kenaikan biaya hidup secara keseluruhan. Dalam situasi seperti ini, peran mahasiswa sebagai agen perubahan sosial sangatlah krusial. Namun, tidak semua mahasiswa memiliki kepekaan atau pemahaman yang cukup dalam menyikapi fenomena ini.