Duh...Efek Kasus Pasir Piala Gubernur Batal Digelar, Pemain PSIL Dipulangkan dari Mess

Penulis : lumajangsatu.com -
Duh...Efek Kasus Pasir Piala Gubernur Batal Digelar, Pemain PSIL Dipulangkan dari Mess

Lumajang(lumajangsatu.com) - Turnamen Piala Gubernur Jawa Timur gagal dilaksanakan dengan waktu tidak ditentukan. Seluruh pemain PSIL U-15 dan U-17 dirumakan kembali dari Mess Wisma Amanda dan diminta berlatih dengan klubnya.

Kabar ini sangat mengejutkan dengan gagalnya Piala Gubernur digelar 10 Oktober 2015 di Stadion Semeru, padahal sebelumnya sudah mundur dari jadwal pada tanggal 3 Oktober 2015.

"Kami minta seluruh pemain tetap berlatih, karena Piala Gubernur belum tahu kapan digelar dengan batas waktu yang belum diketahui," ungkap Manajer PSIL Lumajang, H. Thoriq.

Sejumlah pemain yang sedang berlatih distadion Semeru, Kamis(08/10/2015) kaget. Tim yang suda diracik oleh Achmad Fatoni dengan assisten pelatih, Junaedi, H. Atim dan Mamang sudah lebih dari sebulan.

Para pemain yang mengetahui kabar itu, hanya pasrah dan kecewa. Bahkan, pemain menduga-duga, pagelaran Piala Gubernur ada hubungannya dengan kejadian pembunuhan aktivis tolak tambang pasir illegal dan ramai diperbincangkan masyarakat.

"Mas, apakah ini gara-gara konflik pasir," ujar salah satu pemaian U-17.(ls/red) 

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).